SOLOPOS.COM - Ganjar Pranowo (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, SEMARANG–Rencana pembangunan pabrik semen di Rembang masih perlu dilakukan kajian lebih seksama dan cermat dengan melibatkan banyak pihak termasuk masyarakat setempat.

Demikian diungkapkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada Focus Group Discussion (FGD) bertema Optimalisasi Potensi Tambang Berbasis Lingkungan dan Kesejahteraan Masyarakat, Studi Kasus Kawasan Pegunungan Pati dan Rembang di Hotel Semesta, Kota Semarang, Sabtu (14/6/2014).

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

FGD yang digelar Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) Provinsi Jateng ini dihadiri para pakar terkait dari UGM Jogja dan ITB Bandung, mantan gubernur Ali Mufiz, Ketua PWNU Jateng, Abu Hapsin, Semen Indonesia yang akan membangun pabrik semen di Rembang, Gus Ubaidillah dari Rembang serta Gunretno tokoh Sedulur Sikep dari Pati.
Gubernur lebih lanjut menyatakan tidak menginginkan preseden buruk gagalnya pembangunan pabrik semen (Semen Gresik) di Pati akibat adanya penolakan warga setempat terjadi lagi di Rembang.

“Saya kira [rencana pembangunan pabrik semen di Rembang] masih perlu dilakukan kajian lebih seksama dan cermat dengan melibatkan banyak pihak, termasuk masyarakat adat setempat,” ujar Ganjar dalam sambutan tertulis yang dibacakan Pelaksan tugas (Plt) Sekda Pemprov Jateng, Sri Puryono.

Menurut Gubernur pembangunan pabrik semen di Jateng harus terus diupayakan karena saat ini konsumsi semen dalam negeri terus meningkat. Pada 2012 produksi semen mencapai 54 juta ton, pada 2013 meningkat menjadi 60 juta ton.

Padahal, kata dia kapasitas produksi dalam negeri baru 56 juta ton per tahun, sehingga bila tidak diimbangi dengan penambahan produksi maka akan terjadi kelangkaan dan peningkatan harga semen.

”Pembangunan pabrik semen harus diupayakan asalkan tidak merusak lingkungan dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” harapnya.

Mantan Gubernur Jateng, Ali Mufiz menekankan perlunya kejujuran dan kepercayaan dari semua pihak, baik yang pro dan kontra pembangunan pabrik semen di Rembang.
”Kita perlu pabrik semen tetapi semua konstruksi harus berangkat dari kejujuran dan kepercayaan semua pihak,” tandas dia.

Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk, Agung Wiharto mengungkapkan sudah melakukan studi amdal dengan kerangka acuan yang komprehensif yang penyusunan dilakukan para pakar di bidangnya.

”Hasil studi itu kami sosialisasikan pada 9 desember 2011 di kecamatan gunem. Dihadiri semua komponen masyarakat, tokoh agam dan lainnya.
“Alhamdulillah izin kelayakan amdal dan lingkungan sudah kami peroleh,” ungkap dia.

Sementara Gus Ubadillah menyatakan telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam proses pembangunan pabrik semen karena adanya intimidasi terhadap warga pemilik tanah.

”Kami minta pihak Semen Indonesia menghentikan proses pembangunan pabrik sebelum permasalahan ini dituntaskan,” pinta dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya