SOLOPOS.COM - Sejumlah warga Denggungan, Banyudono, memasang spanduk protes pembangunan overpass Tol Solo-Salatiga, Minggu (25/2/2018). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Warga Denggungan, Boyolali, memprotes pembangunan overpass di jalur tol Solo-Salatiga.

Solopos.com, BOYOLALI — Puluhan warga Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali, memprotes pembangunan tol Solo-Salatiga di wilayah mereka, Minggu (25/2/2018). Protes itu buntut dari sejumlah pelaksanaan pembangunan yang dinilai merugikan warga setempat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Aksi protes yang dikawal sejumlah petugas kepolisian itu dilakukan di wilayah RT 008/RW 002 Dukuh Pandanan, tak jauh dari lokasi proyek. Dalam aksi itu, warga memasang spanduk berisi tuntutan penghentian proyek selama belum ada kesepakatan dengan warga setempat.

Selain itu, spanduk juga ada yang berisi tulisan penolakan warga atas kontruksi jalan layang yang dinilai terlalu curam. Kepala Desa Denggungan, Junaedi, mengatakan protes warga kali ini merupakan buntut kekecewaan warga. Beberapa keluhan warga terkait aksesbilitas yang kurang nyaman tak direspons pelaksana tol.

“Misalkan soal akses jalan layang yang kurang landai. Warga sudah menyampaikan aspirasi, namun tak kunjung direspons,” jelasnya kepada Solopos.com, Minggu.

Baca:

Tak hanya itu, sambung Junaedi, warga juga mengeluhkan penggusuran gardu milik warga tanpa ada kejelasan ganti rugi. Padahal, gardu tersebut adalah prasana warga yang cukup vital. Selain itu, warga juga memprotes pembangunan drainase yang kurang memperhatikan kelandaian.

Akibatnya, saluran air tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. “Saya mendukung protes warga karena memang pelaksana proyek saya akui kurang responsif menangkap keluhan warga,” jelasnya.

PT Waskita yang diwakili pelaksana lapangan, Anturi, menemui warga yang menggelar aksi protes. Dalam pertemuan itu, kedua pihak menyepakati lima poin. Pertama, pembuatan drainase dengan tetap didahului pengerukan tanah agar air dari arah barat lancar.

Kedua, soal ganti rugi tas gardu yang tergusur senilai Rp5 juta dan bahan material. “Ketiga, pemasangan pelat di atas saluran pembuangan air agar tak membahayakan warga,” terangnya.

Keempat, PT Waskita akan melandaikan jalan layang atau overpass agar lebih nyaman. Dan kelima, pelapisan aspal di akses alternatif harus lebih rendah dari aspal yang lama.

“Selama ini warga bertindak cukup kooperatif dan tidak pernah anarkistis. Warga berharap pelaksana proyek bisa menepati janjinya,” ujar salah satu warga Denggungan, Winoto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya