SOLOPOS.COM - Masjid Sheikh Zayed. (Surakarta.go.id).

Solopos.com, SOLO– Pembangunan Masjid Sheikh Zayed di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, masih meninggalkan masalah.  Ada salah satu subkontraktor pembangunan yang belum mendapatkan pembayaran penuh atas jasa pembangunan.

Salah satu subkontraktor itu adalah warga Solo, Ahmad Mustaqim, 24, yang menjadi subkontraktor PT Galang Insan Nusantara. Ahmad mengatakan PT Galang Insan Nusantara adalah bagian subkontraktor dari pelaksanan pembangunan Masjid Sheikh Zayed Solo, PT Waskita Karya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Semula saya pasang iklan pekerjaan interior di OLX [layanan iklan barang atau jasa secara gratis] lalu PT Galang Insan Nusantara menawarkan pekerjaan. Saya ke sana, ada pekerjaan masjid, waktunya sudah mepet, saya masuk Oktober 2022,” kata dia, Rabu (7/6/2023).

Dia menjelaskan pelaksana proyek mengejar penyelesaian pembangunan masjid sebelum peresmian masjid yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan Presiden UEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), Senin (14/11/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Ahmad mendapatkan pekerjaan untuk railing tangga menara, railing kembang kawung, dan pemasangan papan petunjuk nama. Ahmad mengurusi dari sejumlah membeli material, pekerjaan proyek, hingga pekerjaan itu selesai sebelum peresmian.

“Pekerjaan pasang akhirnya bisa selesai sebelum peresmian. Itu gak ada kontrak soalnya kami diminta membantu ngejar target. Jadi belum sempat mengurusi kontrak namun pekerjaan yang papan nama ada kontraknya,” jelas dia.

Meskipun selesai tepat waktu, lanjut dia, masih ada revisi pekerjaan mulai Desember 2022 sampai Februari 2023. Namun setelah itu diklaim tidak ada pembayaran secara penuh. Ahmad mencoba menagih, belum ada pelunasan biaya pekerjaan sejauh ini.

“Saya ditagih sama teman-teman gak enak jadinya. Ada tiga kepala bengkel yang masih bekerja sama saya sampai sekarang,” ungkapnya. Dalam proyek itu, Ahmad melibatkan total enam bengkel las, masing-masing bengkel las melibatkan lima sampai enam orang tenaga kerja.

Pemilik bengkel yang merupakan mitra Ahmad juga kesulitan membayar para pekerjanya. Selain itu, kata Ahmad, dia pernah belanja material dengan total Rp18 juta namun baru dibayar Rp8 juta. Dia menyisakan utang ke toko sekitar Rp10 juta.

Menurut Ahmad, ada tiga orang lain yang diduga memiliki pengalaman serupa dengan PT Galang Insan Nusantara, masing-masing warga Palur, Kabupaten Rembang, dan Yogyakarta. Total piutang Ahmad dengan warga Yogyakarta dengan PT Galang Insan Nusantara mencapai sekitar Rp150 juta.

Ahmad mengatakan tidak mendapatkan respons setiap kali mengirim pesan Whatsapp untuk penagihan. Dia juga sudah membuat aduan kepada Pemkot Solo.

“Saya berharap dibayarkan. Kalau pun masih dibenahi, ada kerusakan, kami mau tanpa ada pembengkakan biaya cuma ada perjanjian ulang, pembayaran kapan, ada DP lagi dari kekurangan itu, bisa percaya lagi sebenarnya,” jelasnya.

Terpisah, Perwakilan PT Galang Insan Nusantara, Uko, mengatakan telah menyerahkan permasalahan itu kepada kuasa hukum perusahaan. Dia tidak memberikan statement lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya