Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto, Rabu (5/12/2012), menyebut perencanaan kawasan Kota Barat memang diplot ramah pejalan kaki. Untuk itu, Pemkot menyediakan ruang tersendiri bagi PKL berjualan di sisi timur. “Jadi tidak campur aduk seperti dulu, semua ada bagiannya,” ujar Sekda. Sekda menilai selama ini hak pejalan kaki agak terganggu dengan keberadaan PKL. Di sisi lain, pihaknya mengakui keberadaan PKL tidak bisa dianaktirikan begitu saja. “Kami membangun semacam shelter untuk memayungi PKL di lokasi barunya. Harapannya PKL dan pengguna jalan sama-sama diuntungkan,” tegasnya.
Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo, memastikan PKL siang dan malam tetap boleh berjualan pascapenataan kawasan Kota Barat. Meski demikian, pihaknya mewanti-wanti pedagang agar menaati aturan baru yang ditetapkan. “Zonasi baru jangan dilanggar. Kami juga mengimbau PKL agar merapikan tenda agar kelihatan lebih rapi, tidak kumuh,” tuturnya.
Mengenai retribusi yang dibayarkan PKL, Subagiyo memastikan tidak ada perubahan. Artinya, PKL tetap membayar retribusi sebesar Rp200 per meter persegi sesuai Peraturan Daerah No 9 tahun 2011. “Meski ada tambahan shelter dan kanopi, retribusi tetap sama,” ucapnya.
Sementara itu, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo selaku leading sector penataan kawasan Kota Barat optimistis pembangunan bakal rampung sesuai jadwal, Desember. Kepala DKP, Satriyo Teguh Subroto, menyebut pembangunan kawasan teduh itu menelan APBD 2012 sebesar Rp800 juta. “Saat ini sudah tahap finishing. Kami yakin pembangunan bisa selesai sesuai jadwal.”
Penataan kawasan Kota Barat dikonsep layaknya city walk. Di sisi barat lapangan bakal dipasang kanopi sepanjang 110 meter dengan lebar 3,8 meter. Sedangkan di sisi selatan kanopi akan dibangun sepanjang 68 meter dengan lebar 2 meter. Tanaman rambat akan ditambahkan di atas kanopi untuk memberi kesan teduh.