SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Niatan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membangun jembatan penyeberangan bawah tanah (JPBT) menuai kritik dari sejumlah kalangan. Sebelumnya, kalangan dewan menilai proyek yang bakal menelan dana kurang dari 10 miliar tersebut kurang efektif. Mereka menyangsikan aspek kemanfaatan JPBT bagi penjalan kaki maupun untuk mengurai kemacetan di Kota Solo.

Pengamat lalu lintas asal Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Budi Yulianto, menyarankan Pemkot melakukan kajian mendalam sebelum mengeksekusi wacana pembuatan JPBT.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kita belum bisa menentukan apakah metode itu akan efektif atau tidak jika tidak dilakukan kajian mendalam. Kan kemarin kita sudah punya pelican crossing, apa belum cukup efektif?” ungkap dia saat dijumpai Solopos.com di Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Senin (1/4/2013).

Menurut Budi, sebelum memutuskan membangun JPBT, seyogyanya Pemkot Solo mengkaji terlebih dahulu ihwal efektivitas sistem pelican crossing yang telah diterapkan. Jika memang dirasa kurang efektif, Pemkot berkewajiban membenahi desain pelican crossing yang ada.

“Desain [pelican crossing] saja sudah salah, entah pedoman pembuatannya yang salah atau bagaimana, sehingga keberadaannya kurang efektif bagi pejalan kaki. Kan lebih baik kalau yang sudah ada itu di perbaiki dulu, dikaji lagi penyebab kurang efektifnya,” urai dia.

Budi menambahkan, mode terowongan penyeberangan memang lebih aman bagi pejalan kaki karena minim resiko kecelakaan. Selain itu, kendaraan bermotor pun tidak perlu merasa terganggu saat melintas di jalanan.

Oleh karena itu, jika ingin membangun JPBT, Pemkot wajib memberikan jaminan keselamatan bagi pejalan kaki. Pemasangan CCTV saja dinilai kurang efektif untuk mencegah tindak kejahatan di terowongan. “Kalau di Indonesia, dipasang CCTVseperti itu yang ada malah CCTVnya yang dimaling. Ya intinya harus ada garansi keselematan lah dari pemerintah, penerangannya juga harus maksimal,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dishubkominfo Solo, Yosca Herman Soedrajad, menyatakan mendukung sepenuhnya rencana pembangunan JPBT. Menurutnya, terowongan penyeberangan itu sangat efektif untuk menjamin keselamatan pejalan kaki. Selain itu, keberadaan JPBT dapat mengurangi angka kemacetan di Kota Bengawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya