SOLOPOS.COM - Ilustrasi Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) DIY (JIBI/dok)

Pemerintah harus mengantisipasi dampak sosial yang ditimbulkan setelah JJLS keseluruhan selesai.

Harianjogja.com, JOGJA – Pemerintah terus mengebut proyek jalur jalan lingkar selatan (JJLS) yang berdekatan dengan pantai selatan DIY. Pemda DIY diminta segera melakukan antisipasi dampak negatif setelah JJLS secara keseluruhan beroperasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) DIY Bayudono mengatakan, pemerintah harus mengantisipasi dampak sosial yang ditimbulkan setelah JJLS keseluruhan selesai dikerjakan. Memikirkan persoalan sosial dinilai lebih penting untuk mencegah munculnya berbagai dampak negatif dari JJLS. “Persoalan teknis bisa diselesaikan dengan uang dan teknologi. Tetapi sosial? [belum tentu bisa], kadang ada uang bisa ribut,” ungkapnya dalam diskusi Antisipasi Perkembangan Kawasan Pantai Selatan DIY Pascakonstruksi JJLS di Kompleks Kepatihan, Selasa (29/11/2016).

Menurutnya, kondisi jalur pantura bisa menjadi referensi DIY dalam mengantisipasi dampak negatif. Mengingat, tak dipungkiri, seringkali jalur pantura memunculkan prostitusi karena dari awal tidak didasari budaya sehat. Ia berpendapat, jika di Pantura ada dangdutan, di kawasan JJLS pantai selatan, sebaiknya diganti dengan wayangan atau seni budaya yang memuat nilai luhur lainnya. Kuncinya, harus mulai menumbuhkan budaya lokal setempat, terutama mempertahankan budaya lokal agar tidak tergeser oleh modernisasi. Ia tidak bermaksud melarang gaya hidup modern, tetapi harus tetap berlandaskan budaya Jogja.

Keberadaan JJLS ke depan, kata dia, akan membawa berbagai perubahan, baik dari sisi ekonomi hingga sosiokultural. Secara konkret, rumah yang sebelumnya sepi jarang dilalui kendaraan bermotor, kemudian menjadi ramai oleh lalu lalang kendaraan besar.

Banyak potensi yang dimungkinkan bisa berkembang akibat JJLS. Seperti menghidupkan industri kelautan, pertanian dan wisata. Hal itu tentu dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Selanjutnya, JJLS dapat menjadi penyeimbang pertumbuhan ekonomi di DIY, yang seringkali hanya berada di wilayah utara. “Tetapi lebih baik diantisipasi [kemungkinan dampaknya] dengan memperkuat budaya,” imbuh pria yang juga kerabat Pura Pakualaman ini.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X mengakui, selama ini potensi ekonomi bertumpu di sisi utara DIY yang agraris. Dengan adanya JJLS, ke depan harus diarahkan ke selatan, terutama DIY yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Potensi kelautan itu sebenarnya mampu mensejahterakan masyarakat DIY. Di atas kertas, ada sekitar 70% perdagangan dunia melewati kawasan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya