SOLOPOS.COM - Teluk Lamong mulai beroperasi, Rabu (12/11/2014). (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

Pembangunan infrastruktur diharapkan bisa menekan biaya logistik di Indonesia yang saat ini masih sangat tinggi.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah yakin rasio biaya logistik terhadap produk domestik bruto bisa menyusut hingga di bawah 15% dalam lima tahun mendatang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan pemerintah akan berupaya keras menurunkan rasio biaya logistik terhadap PDB dari semula masih berada di atas 23% pada 2014.

“Ya serendah-rendahnya, kenapa tidak? [rasio biaya logistik menurun hingga di bawah 15%], tapi belum tahun ini, dalam waktu lima tahun yang akan datang pasti bisa,” sebutnya di sela kunjungannya ke area proyek pembangunan New Port di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (1/6/2015).

Menurut dia, ongkos logistik yang melambung di Indonesia disebabkan oleh biaya kapal angkut yang meningkat dan bunga kredit usaha yang tinggi. Jadi solusinya ialah membangun sejumlah infrastruktur perhubungan yang dibutuhkan, seperti pelabuhan, kereta api, bandara, dan jalan.

Sebelumnya, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menilai sektor logistik menghadapi tantangan berat pada era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Pasalnya, biaya angkutan logistik di Indonesia masih sangat tinggi.

Hal ini terbukti dari rasio biaya logistik nasional terhadap PDB yang masih berada di level 23,6%. Angka itu jauh lebih tinggi dibanding rasio di negara lain, seperti Korea Selatan yang hanya 16,3%, Jepang sekitar 10,6%, atau Amerika Serikat (AS) yang cuma 9,90%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya