SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja terlihat beraktivitas di lokasi pembangunan sumur dalam milik Pemkab Boyolali, Kamis (13/8/2015). Pembangunan sumur dalam ditolak warga di RT 001 dan RT 002, RW 004, Kemiri, Mojosongo. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Pembangunan infrastruktur di Semarang menyasar pengadaan sumur-sumur bawah tanah. Pemkot Semarang juga telah melakukannya selama 2015.

Solopos.com, SEMARANG — Pemkot Semarang melalui Dinas PSDA-ESDM akan membangun 30 sumur bawah tanah di daerah rawan kekurangan air bersih guna mengantisipasi kekeringan di beberapa wilayah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kabid SDA-SDM Dinas Pengembangan Sumber Daya Alam (PSDA) dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kota Semarang, Solichin, mengatakan, Pemkot Semarang pada 2016 akan membangun 30 sumur bawah tanah serta 18 saluran irigasi dengan total anggaran sekitar Rp7 miliar. Sumur tersebut akan disebar di beberapa daerah rawan kekeringan seperti Kelurahan Sekaran dan Cempoko di Kecamatan Gunungpati, Kelurahan Ngadirgo di Kecamatan Mijen, serta Kelurahan Mangunharjo dan Rowosari di Kecamatan Tembalang.

“Pada 2015 lalu kami sudah membangun 14 saluran irigasi dan 30 sumur air bawah tanah yang diperuntukkan bagi warga. Semua selesai 100% di akhir tahun,” katanya, dalam laman Pemkot Semarang, Kamis (31/12/2015).

Pembangunan sumur tersebut dikhususkan untuk daerah rawan kekeringan yang belum terjangkau saluran PDAM. Setiap sumur membutuhkan anggaran sekitar Rp185 juta hingga Rp400 juta, tergantung kedalaman sumur dan kesulitan pengeboran.

“Yang paling sulit, pembangunan sumur di Kelurahan Rowosari. Karena pernah kami coba melakukan pengeboran, malah keluar gas. Sebenarnya ada beberapa daerah rawan lain, tapi karena masuk wilayah zona larangan pengeboran maka akhirnya tak kami anggarkan,” terangnya.

Diharapkan, sumur yang dibangun pemkot nanti bisa digunakan untuk masyarakat sekitar, minimal untuk memfasilitasi kebutuhan air bersih bagi warga satu RW. “Total saat ini sudah ratusan sumur bawah tanah yang telah dibangun pemkot. Di tahun 2016 nanti juga ada rencana pembuatan detail engineering design [DED] pembangunan embung di wilayah Ngaliyan-Mijen,” tegasnya.

Sebelumnya, tahun lalu Pemkot Semarang batal membuat 20 sumur air bawah tanah (artesis) di wilayah rawan kekeringan. Penyebabnya, Pemkot Semarang takut pembangunan itu melanggar aturan dan berujung pada kasus hukum.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral (PSDA-ESDM) Kota Semarang, Ayu Entys, menjelaskan, ada beberapa aspek yang menjadi pertimbangan pembatalan sumur artetis di tahun 2015. Salah satunya karena sesuai UU No. 23/ 2014 pemberian hibah harus masuk dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS).

Batalnya pembangunan sumur artetis di tahun 2015 juga sempat disayangkan anggota Dewan. Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wiwin Subiyono mengatakan, sesuai rencana sumur artetis seharusnya dibangun pada APBD Perubahan 2015. “Rencana awalnya pemkot akan membangun 20 titik sumur artetis senilai Rp 190 juta per titik. Sumur itu untuk membantu warga yang setiap tahunnya kesulitan air bersih karena tidak bisa terjangkau layanan PDAM, tapi malah batal diselesaikan di 2015,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya