SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Solopos Ilustrasi

Harianjogja.com, JOGJA–Jumlah hotel yang beroperasi di Jogja saat ini dinilai terlalu berlebihan sehingga aturan pengendalian pembangunan hotel merupakan langkah tepat untuk mengerem laju pertumbuhan hotel.

Ketua DPD PHRI DIY Istidjab M. Danunegoro mengatakan sampai akhir Desember 2013 ini, investor yang akan membangun hotel masih memiliki kesempatan. “Ini saatnya investor berbondong-bondong untuk mengajukan izin pembangunan hotel, diberi waktu sampai akhir Desember. Tapi nanti per 1 Januari 2014 sudah tidak dapat lagi mengajukan perizinan pembangunan hotel,” ungkap Istidjab saat dihubungi Harianjogja.com, Kamis (28/11/2013).

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Peraturan Walikota Nomor 77/2013 tentang Pengendalian Pembangunan Hotel telah resmi dikeluarkan dan dipertegas. Moratorium inipun disambut baik oleh para pemangku industri perhotelan ini. Pasalnya, persaingan akan lebih sehat di antara para pelaku bisnis perhotelan yang ada di Jogja.

“Bagi investor yang kemarin pengajuan izinnya masih tertunda, bisa menyelesaikannya sampai Desember ini. Karena kalau nanti diajukan setelah Januari maka realisasi perizinan baru akan keluar dua tahun mendatang,” tandas Istidjab.

Momentum ini juga merupakan kesempatan bagi hotel nonbintang yang jumlahnya cukup banyak di Jogja. Selama ini, kata Istidjab, pesatnya pertumbuhan hotel bintang makin menghimpit hotel-hotel nonbintang. Kue yang terbagi semakin banyak, sementara kue tersebut tidak bisa ditambah.

“Selama peraturan ini berjalan, ini menjadi momentum bagi hotel kelas melati atau nonbintang untuk berbenah. Terutama membenahi sumber daya manusianya sampai pemasarannya. Kami di PHRI akan terus mendorong hotel-hotel kelas melati agar dapat terus tumbuh di tengah persaingan bisnis perhotelan ini,” jelas General Manager Hotel Grand Quality Jogja ini.

Bagi Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) momentum ini memberikan peluang bagi sektor pariwisata untuk dapat mendatangkan wisatawan ke Jogja. Ketua BP2KY Deddy Pranowo Eryono memaparkan selama ini pertumbuhan hotel di Jogja tidak diimbangi dengan kenaikan kedatangan wisatawan ke Jogja.

“Justru dengan hotel yang ada saat ini saja, malahan kelebihan kamar. Rata-rata okupansinya tidak terpenuhi. Jangan sampai pertumbuhan hotel menjadi boomerang bagi industri ini,” tandas Deddy.

Pesatnya pembangunan hotel juga tidak didukung dengan adanya perbaikan infrastruktur. Hal ini dinilai dapat menjadi ancaman bagi industri ini ke depannya. Deddy menandaskan selama ini kapasitas bandara dan ketersediaan kantong parkir masih belum dapat menampung kedatangan wisatawan.

“Selama dua tahun ke depan pertumbuhan hotel akan dikaji ulang. Kami mengapresiasi langkah Pemkot dalam pengendalian hotel ini. Kami di pariwisata juga akan terus mendatangkan wisatawan untuk ayo datang ke Jogja, agar okupansi tetap terjaga,” kata Deddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya