SOLOPOS.COM - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar ketika menyampaikan pengarahan tentang optimalisasi potensi desa di Kelurahan Muntuk, Kapenewon Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada 27 April 2022. (kemendesa.go.id)

Solopos.com, SOLO – Potensi peningkatan ekonomi berbasis lokal desa cukup prospektif untuk perluasan lapangan kerja serta peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Potensi ini cukup untuk mencegah urbanisasi dengan alasan mencari pekerjaan yang lebih baik di kota-kota besar.

Potensi demikian ini perlu disosialisasikan secara masif untuk meminimalkan kecenderungan urbanisasi penduduk desa ke kota setelah Lebaran. Perkembangan desa secara umum saat ini berhasil menciptakan kehidupan yang jauh lebih nyaman, lebih aman, lebih sejahtera dibandingkan di kota. Penjelasan lengkap bisa dibaca di Potensi Ekonomi Desa Cukup untuk Mencegah Urbanisasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebanyak 450 warga mendapatkan layanan potong rambut gratis di Masjid Muhammad Cheng Hoo, Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (18/4/2022). Sejarah potong rambut bisa dilacak hingga kira-kira 7.000 tahun lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Pelacakan sejarah peradaban rambut—khususnya potong rambut—sampai pada relief di Piramida Mesir yang berumur lebih dari 7.000 tahun. Di Indonesia, relief yang senada ditemukan di Candi Borobudur. Analisis lengkap bisa dibcaca di Peradaban Rambut adalah Cermin Peradaban Manusia.

Partai-partai politik berhitung dengan cermat untuk mendapatkan efek ekor jas pada pemilihan umum serentak pada 2024. Koordinator Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Herzaky Mahendra, menyatakan partai masih menunggu momentum untuk mengumumkan calon presiden pada Pemilu 2024.

Partai-partai politik berhitung cermat ketika hendak mengumumkan dukungan pada kandidat presiden. Semua partai politik menghendaki efek ekor jas atau coattail effect. Kandidat presiden yang didukung atau diusung harus berefek meningkatkan perolehan suara partai politik pendukung atau pengusung. Penjelasan lengkap tersaji di Partai Politik, Calon Presiden, dan Efek Ekor Jas pada Pemilu 2024.

Ruas jalan terpadat di Kota Solo, Jl. Slamet Riyadi yang dahulu bernama Poerwosariweg, memiliki sejarah panjang hingga menjadi seperti saat ini. Jalan tersebut dibangun di atas Sungai Bathangan. Sebelum bernama Poerwosariweg, jalan itu diberi nama Wilheminastraat.

Pembangunan Jl. Slamet Riyadi tak terlepas dari perkembangan Kota Solo pada abad ke-18 saat Kerajaan Mataram Islam pindah dari Kartasura ke Surakarta atau Sala. Desa kecil itu berubah menjadi Kota Raja karena menjadi pusat pemerintahan Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kisah lengkap bisa dibaca di Terpadat di Solo, Jalan Slamet Riyadi Sejarahnya Bernama Poerwosariweg.

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan pembahasan dengan sudut pandang tajam, komprehensif, dan berdata lengkap. Konten premium menyajikan analisis mendalam atas suatu topik. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya