SOLOPOS.COM - Ilustrasi Trotoar (JIBI/Solopos/Dok)

Pembangunan Boyolali, Bupati Boyolali Seno Samodro berencana membangun fasilitas bagi pedestrian bernama Lembu Sekilan.

Solopos.com, BOYOLALI — Bupati Boyolali Seno Samodro berencana membangun kawasan untuk pedestrian di Jl. Lembu Sekilan. Jalan tersebut akan dibuatkan trotoar yang terinspirasi penataan kawasan Dago di Bandung dan Jl. Malioboro di Jogja.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal itu diungkapkan Seno saat berbincang dengan Solopos.com, akhir pekan lalu. Bupati Seno mengaku prihatin dengan kondisi trotoar di Boyolali terutama di sepanjang Jl. Pandanaran yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai tempat pedestrian atau pejalan kaki.

Di sepanjang  ruas jalan itu, trotoar digunakan untuk berjualan oleh pedagang kaki lima (PKL). “Ya, mau melarang bagaimana? Yang jelas fasilitas trotoar itu sudah tidak bisa diandalkan lagi karena bukan lagi tempat bagi pedestrian tetapi untuk tempat berjualan,” kata Seno.

Seperti diketahui, trotoar di sepanjang Jl. Pandanaran penuh dengan PKL mulai dari Sunggingan hingga batas kota. Bahkan trotoar baru di sekeliling Alun-Alun Boyolali juga tak luput jadi tempat mangkal PKL. Munculnya objek baru seperti di Simpang Lima dan Taman Pandanalas membuka ruang bagi menjamurnya PKL.

Trotoar dari Kaca

Karena itulah, Seno mengatakan akan membuat ikon jalan baru di Boyolali yang akan menjadi tempat baru bagi pedestrian dan bebas PKL. “Kalau di Jogja punya Jl. Malioboro, Bandung punya Jl. Dago, Boyolali juga mau bangun Jl. Lembu Sekilan. Namanya Lembu Sekilan. Panjangnya hanya 700 meter dan akan ada fasilitas trotoar tapi terbuat dari kaca,” ujar Seno.

Jl. Lembu Sekilan akan dibangun di wilayah Boyolali Kota. Estimasi awal anggaran yang dibutuhkan Rp1 miliar. Namun, Seno minta dinas terkait mengalokasikan anggaran Rp3 miliar untuk pembangunan Jl. Lembu Sekilan itu.

“Satu hal yang jelas tidak boleh ada PKL jualan di tempat itu. Ini akan jadi jalan ikon baru di Boyolali,” tutur dia.

Dibangunnya ruang-ruang publik di Boyolali membuat Jl. Pandanaran tidak bisa diandalkan lagi. Jl. Pandanaran dinilai sudah tidak bisa menampung pertumbuhan jumlah kendaraan dari para pengunjung jika ada event digelar di Boyolali. Lalu lintas antarkota sering terhambat macet di jalur Boyolali.

“Perlu dibangun jalan-jalan baru. Bahkan saya persilakan Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM [DPU dan ESDM] bangun ring road, satu ring road bahkan tiga ring road, silakan.”

Tahun depan, lanjut Seno, untuk ring road paling tidak akan dimulai dengan anggaran Rp13 miliar. “Kota Boyolali ini semakin besar jadi butuh ring road, ya minimal panjangnya 20 kilometer.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya