SOLOPOS.COM - Pedagang pakaian di Pasar bantul (JIBI/Harian Jogja/Endro Guntoro)

Pembangunan Bantul di bidang infrastruktur menghadapi masalah, ada 10 proyek belum dilelang

Harianjogja.com, BANTUL– Sejumlah proyek pengadaan barang dan jasa di Bantul hingga memasuki Agustus belum dilelang. Pemerintah mengklaim proyek selesai sebelum tutup tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bagian Administrasi Pembangunan (AP) Pemkab Bantul Bobot Ariffi’aidin mengatakan, dari total 200 paket pengadaan barang dan jasa yang ditargetkan dilelang, masih ada sekitar 5% atau 10 paket diantaranya yang belum dilelang hingga Agustus tahun ini.

Namun ia memastikan, sebagian besar proyek tersebut bukan pekerjaan konstruksi yang membutuhkan waktu lebih lama pelaksanaannya dibanding proyek non konstruksi.

“Kalau proyek konstruksi sebagian besar sudah dilelang. Kalau yang lima persen itu sebagian besar bukan konstruksi, yang konstruksi hanya satu dua,” kata Bobot Ariffi’aidin ditemui di lokasi pengerjaan proyek sirkuit sepatu roda di kompleks stadion Sultan Agung, Selasa (23/8/2016).

Ia yakin, sejumlah proyek yang belum lelang itu selesai dikerjakan sebelum tutup tahun. Sesuai aturan, proyek pengadaan barang tahun berjalan harus selesai pada tahun tersebut alias tidak boleh lewat 2016. Menurut Bobot, untuk proyek non konstruksi pengerjannya relatif lebih cepat.

Ditambahkannya, sebagian proyek yang telah dilelang sampai sekarang belum dikerjakan karena sejumlah alasan. Di antaranya terganjal aturan dan perizinan. Ia mencontohkan pembangunan pasar Ngangkruksari di Kretek, Bantul.

Meski proyek telah dilelang, pembangunan pasar harus menunggu izin dari gubernur mengenai pelepasan tanah kas desa untuk dijadikan pasar tradisional. Pasar tradisional itu bakal dibangun di atas tanah kas desa.

“Kami harap, izin itu segera turun supaya pembangunan dapat dikerjakan. Proses izin itu juga sudah lama. Sebelum pembangunan dimulai izin harus ada lebih dulu,” papar dia.

Sementara itu, pada Selasa (23/8/2016), sejumlah stakeholder mulai dari bupati, otoritas Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Administrasi Pembangunan memantau sejumlah proyek pembangunan yang dikerjakan tahun ini, diantaranya pembangunan sirkuit sepatu roda.

Bupati Bantul Suharsono mengatakan, dirinya ingin memastikan proyek pembangunan dikerjakan sesuai standar atau mutu bangunan.

“Jangan sampai ada proyek yang tidak sesuai spek. Makanya saya tanya kalau bangunan seperti ini [sirkuit sepatu roda] berapa jumlah pasir, semennya, perbandingannya berapa jangan sampai kurang dari standar,” papar Suharsono.

Ia berharap kualitas bangunan publik yang dikerjakan pada masa kepemimpinannya tidak menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) lantarana tidak sesuai spek. Karenanya kata dia, mulai sekarang pengerjan bangunan harus diawasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya