SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pembangkit listrik dari selokan mataram di sudetan Sarjito bisa menghasilkan listrik 4.000 watt

Harianjogja.com, SLEMAN – Aliran air Selokan Mataram tidak semuanya mengalir hingga wilayah Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Ada beberapa jalur dibuat sudetan untuk memecah aliran air yang terlalu kuat saat musim penghujan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu sudetan itu ada di Jalan Monumen Jogja Kembali, tepatnya di Jembatan Sarjito 2. Di sana ada satu sudetan yang membuat aliran Selokan Mataram ini menuju ke Sungai Code.

Melihat sudetan dengan ketinggian yang cukup tajam membuat fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM) ingin mengembangkan listrik tenaga air. Mereka merancang penampungan untuk membuat arus menuju ke generator penghasil listrik.

“Kami melakukan perencanaan tiga bulan saja. Hasilnya kami bisa membuat listrik tenaga aliran air ini dengan tenaga 8000 watt,” kata Dekan Fakultas Teknik Mesin UGM, Panut Mulyono saat Peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro di Desa Sinduadi. Mlati, Sleman, Senin (12/10/2015).

Mulyono menerangkan cara kerja listrik tenaga mikro hydro ini. Awalnya air yang terbuang dari Selokan Mataram menuju ke Sungai Code ditampung. Penampungan ini berada di atas, sekitar delapan meter dari mesin generator listrik.

Aliran air yang mencapai 100 liter per detik dengan ketinggian delapan meter bisa menggerakkan generator mikro hydro dan menghasilkan listrik. Listrik yang dihasilkan mencapai 4000 watt.

“Air yang membangkitkan listrik ini juga kembali ke Sungai Code. Hanya aliran air saja menjadi pendorong dan airnya sendiri kembali ke Sungai Code,” kata Mulyono yang mengatakan alat ini dibuat tidak sampai satu bulan dengan biaya tidak lebih dari Rp100 juta.

Mulyono mengaku tidak hanya hasil listrik saja yang berguna. Dunia pendidikan juga sangat terbantu karena akhirnya memiliki laboratorium lapangan yang bisa dilihat secara langsung. Jadi yang mengambil mata kuliah pembangkitan listrik bisa langsung melihat salah satu contohnya di sini.

“Kami juga bisa menerangkan pada siswa SMA yang ingin melihat listrik di sini,” kata Mulyono.

General Manager P3B Jawa Bali, Evi Haryadi mengatakan kegiatan ini adalah bentuk kepedulian untuk masyarakat luas. Perusahaan listrik ini memang memiliki tanggung jawab membuat listrik murah.

“Makanya kami dukung pembuata pembangkit listrik ini. Nantinya listrik ini bisa digunakan untuk penerangan di lokasi ini,” kata Haryadi.

Haryadi mengaku dengan 4000 watt berarti bisa menghasilkan penerangan yang cukup. Terlebih kawasan ini akan dijadikan tempat untuk pertunjukan seni dan budaya.

“Nanti kalau ada pusat kuliner juga bisa mengambil listrik di sini. Paling tidak jika untuk penerangan dengan lampu 20 watt bisa menghidupkan 200 bolam sendiri. Cukup untuk menerangi wilayah ini,” kata haryadi.

Haryadi mengaku kerja sama ini tidak hanya berada di wilayah Sinduadi saja. Masih ada beberapa wilayah yang siapa dikembangkan dengan pembangkit listrik tenaga yang lain.

“Di sini salah satu contoh yang unik saja. Sebab limpasan air hanya digunakan sebagai pendorong. Jadi memanfaatkan air yang terbuang percuma menjadi listrik,” jelas Haryadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya