SOLOPOS.COM - Candi Borobudur. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Pembagian vertikal tiga tingkatan Candi Borobudur menjadi kaki, badan, dan stuktur atas sesuai dengan konsepsi alam semesta dalam kosmologi Buddha. Dipercaya bahwa alam semesta dibagi ke dalam tiga dunia yang berurutan ke atas.

Candi utama merupakan sebuah stupa induk yang dikelilingi oleh 72 stupa berongga berisi arca Buddha yang dibangun dalam tiga tingkatan lantai melingkar dan sebuah dasar berbentuk piramida dengan 5 teras bujur sangkar terkonsentrasi. Dinding dan pagar langkan didekorasi dengan relief, dengan luas permukaannya mencapai 2,520 m2.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tiga tingkatan Candi Borobudur di Magelang tersebut merepresentasikan secara berurutan dunia hasrat duniawi di mana manusia masih terikat dengan hasrat duniawi (Kamadhatu), dunia bentuk di mana manusia mulai meninggalkan hasrat duniawi tetapi masih terikat dengan nama dan bentuk (Rupadhatu), dan dunia tanpa bentuk di mana manusia tidak ada lagi nama dan bentuk (Arupadhatu).

Baca Juga: Bakal Dibanderol Rp750.000, Ini Harga Tiket Candi Borobudur Saat Ini

Pada Candi Borobudur, Kamadhatu direpresentasikan oleh kaki, Rupadhatu oleh lima lantai bujur sangkar, dan Arupadhatu oleh tiga lantai melingkar termasuk Stupa Induk. Berikut ini ulasannya seperti dikutip dari Rencana Pengelolaan Pengunjung Borobudur yang diterbitkan oleh Integrated Tourism Master Plan Borobudur-Yogyakarta-Prambanan pada Rabu (8/6/2022):

1. Kamadhatu (Kaki Candi)

Kamadhatu adalah tingkat terendah dari tingkatan kosmologi Buddha (simbol hasrat dunia). Kamadhatu pada Candi Borobudur adalah bagian kakinya. Kaki Candi Borobudur yang kita lihat sekarang bukanlah kaki aslinya pada saat di bangun pertama kali. Bagian Kamadhatu terdiri dari : selasar, undag, tangga, relief Karmawibhangga.

Baca Juga: Ini Penyebab Tiket Naik Candi Borobudur Dipatok Rp750.000/Orang

2. Rupadhatu (Tubuh/Badan Candi)

Rupadhatu yaitu tingkatan kedua dari tingkatan kosmologi Buddhis yang mewakili dunia antara. Tingkatan ini adalah simbol unsur tak berwujud yang menggambarkan perilaku manusia yang sudah mulai meninggalkan keinginan duniawi, akan tetapi masih terikat dunia nyata. Bagian dari Rupadhatu terdiri dari :

– Relief. Relief cerita dan relief lepas. Relief cerita yaitu relief yang menggambarkan unsur cerita tertentu, sedangkan relief lepas yaitu relief yang tidak mengandung cerita atau hanya merupakan hiasan dekoratif saja.

Baca Juga: Mitos Kunto Bimo, Patung di Candi Borobudur yang Bisa Membawa Berkah

Relief pada candi Borobudur berupa : (i). Karmawibhangga (terdapat di kaki candi mengungkapkan tentang perbuatan manusia yang mengandung kebaikan dan kejahatan); (ii). Lalitavistara (dipahat pada dinding utama tingkat I, menceritakan tentang kehidupan Sang Buddha di Surga Tushita hingga menyampaikan khotbah pertama di Taman Rusa); (iii). Jataka dan Avadana (dipahat pada dinding utama lorong tingkat I dan pagar langkan tingkat I dan II); (iv). Gandavyuha (dipahatkan pada dinding utama lorong tingkat II yang melukiskan pengembaraan Sudhana dari satu guru ke guru ain dalam upaya mencapai kebuddhaan); (v). Bhadracari (dipahatkan pada dinding utama lorong tingkat III dan IV maupun pada pagar langkan yang melukiskan usaha Sudhana untuk mencapai berguru pada Boddhisatva Maitreya dan Boddhisatva Samanthabhadra yang akhirnya Sudhana memperoleh pencerahan dengan mencapai kebuddhaan).

– Langkan.

Langkan adalah lorong yang terletak antara pagar langkan dengan tubuh candi Borobudur terdiri dari 4 buah langkan.

– Pagar Langkan (Balustrade).

Merupakan bagian dari Candi Borobudur yang menjadi pagar lorong candi atau sebagai pembatas lorong candi. Dinding pagar langkan bagian luar (pagar langkan I) berisi relief simbolis dengan motif pahatan dewa-dewa Budhha sedangkan pada bagian dalam setiap pagar langkan berisi relief cerita. Pada bagian atas pagar langkan berisi relung arca yang berisi arca Dhayani Buddha. Pada kemuncak pagar langkan I berbentuk keben dan kemuncak berbentuk stupa pada pagar langkan II. Pada kemucak pagar langkan dijumpai hiasan antefik, yaitu berupa pola dasar segitiga dan dihiasi dengan ukiran tumbuhan yang distilir, mempunyai fungsi untuk mengurangi kesan kaku yang diakibatkan oleh garis-garis mendatar pada candi.

Fungsi  utama pagar langkan adalah untuk menempatkan arca Buddha disisi luar dan relief cerita pada sisi
dalamnya. Arsitektur pagar langkan secara vertikal dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kaki, tubuh dan kepala.

– Relung. Berisi arca Buddha dengan penggambaran yang berbeda. Jumlah arca pada relung tingkat Rupadhatu berjumlah 276 buah (92 buah X 3 tingkat lorong).

Baca Juga: BKB Tunjukkan Kerusakan Struktur Candi Borobudur, Ini Foto-Fotonya

– Tangga. Pada tiap tangga yang menuju lorong berikutnya hingga ke atas teras stupa. Tangga dinaungi oleh gapura berhias pahatan makara dan kepala kala pada ambang atas gapura yang disebut doorpel.

3. Arupadhatu (Kepala/Atap Candi)

Arupadhatu merupakan bagian atau tingkatan paling atas pada Candi Borobudur berupa tiga teras teratas berundak berbentuk lingkaran. Arupadhatu adalah iymbol dari unsur tak berwujud dan sebagai tanda dari tingkatan yang meninggalkan nafsu duniawi. Merupakan gambaran dunia tanpa rupa dan bentuk, lambang kesempurnaan abadi. Pada tingkat Arupadhatu, terdapat 3 baris stupa yang melingkari sebuah candi induk di pusatnya. Tiga teras teratas Candi Borobudur telah dibongkar dan dipugar oleh Th. Van Erp pada pemugaran pertama.

Sedangkan pada pemugaran kedua oleh pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNESCO, tingkat Arupadhatu tidak lagi dipugar karena dianggap masih cukup baik dan stabil.

Nah, jika tiket naik Candi Borobudur seharga Rp750.000 jadi diberlakukan maka pengunjung harus merogoh kocek dalam-dalam untuk dapat melihat semua bagian candi ini, termasuk menikmati relief-relief yang terpahat indah di sana.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya