SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Situbondo–Kepala Desa Sumber Rejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jatim, Hubburridho mencurigai keberadaan para pemantau pilkada di lingkungan pesantren Salafiah Safiiyah merupakan menyusupan.

“Sebab hanya di kampung itu yang ada pemantaunya, sedang di kampung lain tidak ada,” kata Hubburridho kepada ANTARA di kantor Kecamatan Banyuputih, Selasa (22/6).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia menjelaskan di Desa Sumber Rejo sendiri ada sebanyak delapan kampung, namun para pemantau yang mengaku dari LSM itu hanya melakukan pemantauan di TPS yang ada di sekitar lokasi pesantren.

Bahkan, kata Kades, mereka itu masuk ke lokasi pesantren sejak tiga hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara, dengan berbagai alasan.

“Rata-rata kedatangan mereka ke pasantren ini mau mengaji,” ucapnya.

Oleh sebab itu, sambung Hubburridho, pihaknya meminta supaya persoalan ini diusut secara tuntas, karena keberadaan para mahasiswa yang mengaku sebagai pemantau itu telah membuat kondisi lingkungan pondok pesantren kacau.

“Apalagi masuknya mereka ke lingkungan pesantren dan ke desa kami ini tanpa permisi, tanpa ‘kulonowun’ lah,” ujarnya menegaskan.

Kades Hubburridho ini juga mengaku, dirinya merasa dilecehkan dengan kedatangan para pemantau ini. Sebab pada pemilu sebelumnya keberadaan pemantau melalui pemberitahuan.

Saat ini ke-33 orang yang mengaku sebagai pemantau di Pilkada Situbondo ini sudah tiba di kantor Panwaslu Kabupaten Situbondo menggunakan mobil truk polisi.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya