SOLOPOS.COM - (go.hrw.com)

(go.hrw.com)

DAMASKUS – Sebanyak 50 orang pemantau dari Liga Arab, Selasa (27/12/2011), mulai bertugas di Suriah untuk memastikan pemerintah negeri itu menaati keputusan dewan regional tersebut untuk mengakhiri aksi kekerasan yang sudah terjadi berbulan-bulan. Salah satu tempat yang dituju untuk dipantau adalah Kota Homs, yang menjadi salah satu lokasi bentrokan terburuk, di mana informasi dari berbagai sumber menyebut setidaknya ada 30 orang tewas akibat aksi kekerasan aparat keamanan awal pekan ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejumlah aktivis prodemokrasi menyebut bahwa Selasa pagi sejumlah tank sudah ditarik mundur dari Homs. PBB menyebut lebih dari 5.000 orang telah tewas akibat aksi penindasan aparat keamanan atas aksi-aksi antipemerintah, yang muncul akibat aksi serupa di sejumlah negara Arab yang berhasil menggulingkan sejumlah pemerintahan diktator seperti di Tunisia dan Mesir.

Pemerintah Suriah menyatakan bahwa mereka menerjunkan militer untuk melawan kelompok-kelompok bersenjata. Pemerintah juga mengklaim ratusan personel keamanan juga tewas sebagai korban aksi pemberontakan. Seberapa besar jumlah korban akibat bentrokan-bentrokan yang terjadi selama ini sulit dipastikan karena media internasional tak bisa bebas beroperasi di Suriah.

Syrian Observatory for Human Rights yang berpusat di London kepada kantor berita AFP yang juga dikutip BBC, menyebut 11 tank telah meninggalkan kawasan Baba Amr di Homs Selasa dini hari. Kantor berita lain juga mengutip seorang aktivis di wilayah itu, Mohamed Saleh, yang mengaku melihat ada enam tank yang pergi.

Baba Amr dan sejumlah kawasan di Homs dibombardir oleh tentara Senin kemarin. Warga setempat menyebut banyak gedung yang hancur dan para penembak jitu militer yang terus beroperasi membuat warga kesulitan mencari atau menyelamatkan para koprban.

Pimpinan Liga Arab, Nabil al-Arabi, sebelum ini menyatakan bakal butuh waktu setidaknya sepekan untuk memastikan apakah Suriah betul-betul menaati kesepakatan yang sudah diteken dengan Liga Arab. Dalam kesepakatan itu para pemantau akan memeriksa apakah pemerintah Suriah betul-betul menghentikan semua tindakan kekerasan, menarik mundur pasukan dari dari wilayah-wilayah terjadinya bentrokan dan membebaskan ribuan orang yang ditahan terkait bentrokan.

Para aktivis menuduh pemerintah Suriah telah memindahkan para tahanan politik ke markas-markas militer di mana para pemantau internasional dilarang masuk serta memindahkan ratusan jenazah dari tempat penyimpanan jenazah di Homs.

bas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya