SOLOPOS.COM - Ratusan karangan bunga dari berbagai pihak memenuhi ruas jalan menuju Pondok Pesantren Al-Muayyad Windan, Sukoharjo, saat pemakaman Ustaz Dian Nafi’, Minggu (2/10/2022) (Solopos/ Tiara Surya Madani).

Solopos.com, SUKOHARJO — Sejumlah tokoh penting menghadiri pemakaman pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Muayyad Windan, Sukoharjo, KH Muhammad Dian Nafi‘, Minggu (2/10/2022). Dian Nafi’ meninggal dunia karena sakit pada Sabtu (1/10/2022).

Menurut pantauan Solopos.com, para pelayat bergantian datang di kawasan pemakaman Ponpes Al-Muayyad Windan. Ratusan karangan bunga dari berbagai kalangan, termasuk dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), tampak berjejer di sepanjang jalan menuju Ponpes.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di antara para pelayat yang berasal dari berbagai wilayah, tampak Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi. “Ustaz Dian Nafi’ seperti keluarga kami yang senang memberikan petuah, visioner, dan pembaharu,” kata Irjen Pol Ahmad Luthfi kepada wartawan.

Selain itu, Kapolda mengatakan Dian Nafi sempat menceritakan sejarah Ponpes Al-Muayyad sebelum wafat. “Pesan terakhir kami diceritakan tentang sejarah Muayyad. Tiga hari sebelum beliau wafat, beliau bercerita ingin segera sembuh,” lanjutnya di sela-sela menghadiri pemakaman Dian Nafi’.

Alumnus santri Ponpes Al Muayyad, Eva Yuliana, mengaku masih sempat bertemu dengan Dian Nafi’ sebelum wafat. “Kemarin lusa saya masih [bertemu] dengan beliau, jadi hampir tiap sore sehabis aktivitas salat di tempat saya bertugas [DPR], habis Isya, saya sowan. Ia menceritakan, dua hari lalu, Ustaz Dian Nafi sempat memberikan cerita,” kata Eva.

Baca Juga: Jenazah KH Dian Nafi’ akan Dimakamkan di Kompleks Ponpes Al-Muayyad Windan

Ia mengatakan kondisi Dian Nafi sempat membaik, namun mengalami penurunan pada Sabtu hingga wafat menjelang malam. “Kondisi sebetulnya membaik, namun kemarin drop. Pukul 18.48 WIB meninggal,” lanjut Eva.

Dian Nafi’ Sosok yang Menginspirasi

Anggota Komisi III DPR RI tersebut mengatakan hal paling berkesan dari sosok Dian Nafi’ baginya adalah dapat menjadi sahabat, kiai, dan orang tua bagi semua orang.

“Sering menjadi sahabat, sehingga saya benar-benar merasa kehilangan, dan bangsa ini kehilangan sosok menginspirasi generasi muda dan dapat mengomunikasikan dengan generasi senior,” lanjut Eva. Eva menyampaikan tentang rencana terkait pengembangan pesantren di Indonesia.

Baca Juga: Kabar Duka: Tokoh Perdamaian Solo, KH Muhammad Dian Nafi’ Meninggal Dunia

“Beliau tidak menyampaikan secara detail, namun beliau menyampaikan aku njaluk ya nduk, kira kira nek aku arep ngeneki, gaweku bakal gede. Yen awakmu mbantu ikhlas pora? Saya jawab monggo [Saya minta ya nduk, kira-kira kalau saya seperti ini, pekerjaanku akan besar. Kalau dirimu membantu nanti ikhlas tidak, saya jawab, ya]”, lanjut Eva.

Selanjutnya, Eva mengatakan dua hari sebelum meninggal, Dian Nafi’ berpesan ingin membuat tempat di dekat pesantren untuk anak-anak, agar mereka mendapat pendidikan secara bahagia.

“Beliau menyampaikan, mengko didokoi rambu-rambu lalu lintas [diberi rambu-rambu lalu lintas], pengetahuan tentang pengguna jalan dan lain sebagainya, yo pokoke anak-anak dikenalke tentang polisi [pokoknya anak-anak dikenalkan tentang polisi],” lanjut Eva.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya