SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA: Sejumlah pemain PSIM yang telah menyatakan diri siap bertahan di PSIM tetap menunggu realisasi pembayaran gaji. Gaji pemain mengalami keterlambatan setelah pencairan APBD sebesar Rp2 miliar gagal dilakukan menyusul kegagalan penyusunan LPJ yang dilakukan manajemen.

“Kami masih menunggu kapan realisasi manajemen. Hingga hari ini memang belum juga bisa kami dapatkan,” kata Abda Ali, kapten PSIM.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Adapun keinginan kubu PSIM untuk tetap mendapatkan dana dari APBD Kota Jogja, jelang kompetisi Divisi Utama 2011/2012 mendatang nampaknya sulit dilakukan.

Pasalnya, pos mata anggaran untuk Laskar Mataram di APBD Perubahan 2011, yang bakal ditetapkan Agustus mendatang tidak ada kejelasan.

Untuk mempersiapkan tim di kompetisi mendatang, manajemen PSIM hanya bisa mengandalkan pencairan anggaran sebesar Rp2 miliar yang hingga kini belum bisa dicairkan.

“Kalau untuk mendapatkan anggaran di APBD Perubahan 2011 jelas sulit. Hal ini akan menambah beban anggaran nantinya. Namun semua nanti tergantung Pemkot Jogja dan DPRD Kota Jogja,” kata manajer keuangan PSIM, Kadri Renggono kepada Harian Jogja, Kamis (9/6).

Kadri mengungkapkan permasalahan anggaran yang dihadapi PSIM, sebenarnya bisa diatasi jika saja, laporan pertanggungjawaban (LPJ) penggunaan anggaran untuk kompetisi musim lalu segera diselesaikan.

Pasalnya, saat ini terdapat anggaran sebesar Rp2 miliar yang belum bisa dicairkan. “Jalan satu-satunya yang bisa diandalkan manajemen adalah segera menyelesaikan laporan pertanggungjawaban (LPJ) penggunaan anggaran agar dana Rp2 miliar bisa cair.

Setidaknya ini akan mampu mengatasi permasalahan penganggaran yang ada,” ungkap Kadri.

Hanya saja keinginan Kadri itu jelas sulit dilakukan. Pasalnya hingga saat ini, Kadri yang juga Kepala Anggaran Dinas Pendapatan Daerah dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK) Kota Jogja itu belum bisa memastikan kapan pelaporan LPJ bisa diselesaikan manajemen.

Padahal, anggaran yang digunakan PSIM sudah habis untuk melakoni kompetisi musim lalu.

“Sebenarnya tinggal penyempurnaan saja. Namun sampai saat ini kami juga masih menunggu perkembangan penyempurnaannya. Kalau dipersentase sendiri enggak sampai 10 persen sebenarnya, namun semua tergantung manajemen,” papar Kadri.

Dalam kesempatan yang sama, Kadri mengungkapkan, dengan adanya larangan penggunaan APBD untuk tim profesional oleh Mendagri, per 1 Januari 2012 mendatang, pihaknya belum bisa memastikan apakah akan tetap menganggarkan atau tidak.

“Kami tidak bisa berandai-andai. Kita lihat saja nanti,” ucap dia.(Harian Jogja/Jumali)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya