SOLOPOS.COM - Para pemain Maroko sujud syukur di lapangan setelah mengalahkan tim kuat Spanyol, Selasa (6/12/2022) malam WIB. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Sujud syukur pemain ketika mencetak gol atau klubnya menang sering terjadi dalam pertandingan sepak bola, termasuk dalam Piala Dunia 2022 Qatar yang sedang berlangsung saat ini.

Pemain Tim Nasional Maroko merupakan salah satu tim yang paling banyak melakukan sujud syukur di lapangan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Apalagi, Timnas Maroko saat ini berhasil melangkah ke perempat final setelah mengalahkan tim kuat, Spanyol, Selasa (6/12/2022) malam WIB.

Bagaimana pandangan Islam mengenai sujud syukur pemain sepak bola di lapangan?

Baca Juga: Doa Bersyukur kepada Allah karena Harapan Terwujud

Solopos.com mengutip NU Online, Rabu (7/12/2022), bagi atlet sepak bola capaian tertinggi dalam kariernya di lapangan adalah mencetak gol ke gawang lawan.

Apalagi dalam pertandingan memperebutkan Piala Dunia, mencetak gol adalah sebuah kebahagiaan istimewa bagi sebuah tim.

Para ulama berbeda pendapat perihal sujud syukur ketika mendapat nikmat.

Baca Juga: Ini 5 Pesepak Bola Top yang Tetap Berpuasa Meski Liga Belum Usai

Abu Hanifah R.A. dan Imam Malik R.A. berpendapat sujud syukur hukumnya makruh. Bentuk syukur menurut kedua ulama tersebut cukup diekpresikan secara lisan.

Menurut Imam Malik berdasarkan amal penduduk Madinah, bentuk syukur dianjurkan melalui salat sunnah dua rakaat.

Pendapat ini termaktub dalam kitab Al-Mizanul Kubra karangan Syekh Abdul Wahhab As-Sya’rani (Beirut, Darul Fikr: 1981 M/1401 H, juz I, halaman 181).

Baca Juga; Video Pemain Prancis Sujud Syukur, Warganet Girang

Adapun Imam As-Syafi‘i dan Imam Ahmad menganjurkan sujud syukur di luar salat bagi orang yang sedang mendapatkan nikmat atau terhindar dari musibah.

Artinya: “Imam As-Syafi’i menganjurkan sujud syukur ketika mendapat nikmat baru atau terhindar dari musibah. Seseorang dianjurkan bersujud sebagai bentuk syukur atas semua itu. Demikian pula pandangan Imam Ahmad,” (As-Sya’rani, 1981 M/1401 H: I/181).

Anjuran sujud syukur menurut Imam As-Syafi‘i dan Imam Ahmad didasarkan pada hadits riwayat sahabat Abu Bakrah R.A. yang menyaksikan sujud syukur Rasulullah S.A.W.

Baca Juga: Video Sadio Mane Bersihkan Toilet Masjid Liverpool

Artinya: “Dari sahabat Abu Bakrah R.A., Rasulullah S.A.W. bila mendapat sebuah kenikmatan yang menyenangkannya atau menggembirakannya, maka ia turun bersujud sebagai bentuk syukur kepada Allah S.W.T.,” (HR lima imam hadits selain An-Nasa’i).

Ulama juga berbeda pendapat perihal tata cara sujud syukur. Sebagian ulama berpendapat, sujud syukur dilaksanakan sebagaimana salat, yaitu harus suci pakaian dan tempat sujud, menutup aurat, takbir, dan juga salam seperti pandangan mazhab Syafi’i pada umumnya.

Adapun Imam Muhammad Ali As-Syaukani mengutip Imam Yahya dan Abu Thalib yang mengatakan bahwa tidak ada riwayat hadits yang mensyaratkan wudhu, kesucian pakaian dan tempat sujud, dan juga syarat takbir pada pelaksanaan sujud syukur.

Baca Juga: Ini 5 Pesepak Bola Top yang Tetap Berpuasa Meski Liga Belum Usai

Artinya: “Pada hadits bab ini tidak ada riwayat yang menunjukkan syarat wudhu, kesucian pakaian, dan tempat sujud. Ini merupakan pandangan Imam Yahya dan Abu Thalib. Di sini juga tidak ada keterangan yang menunjukkan keharusan takbir untuk sujud syukur.” (Imam M Ali As-Syaukani, Nailul Authar Syarah Muntaqal Akhbar, [Syirkah Maktabah wa Mathba’ah Mushtafa Al-Babi Al-Halabi wa Auladuh], juz III, halaman 120).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya