SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Pedagang Pasar Klewer Solo hanya bisa menghidupkan lampu berdaya maksimal 18 watt/kios saat listrik padam. Pembatasan tersebut dilakukan agar semua pedagang yang menempati kios bisa memanfaatkan listrik secara merata dari generator set (genset) yang sudah difungsikan.

Sebagian listrik di Solo, termasuk Pasar Klewer, padam mulai pukul 09.00 WIB, Senin (22/9/2014). Lantai dasar pasar tekstil terakbar di Jawa Tengah (Jateng) itu pun gelap gulita.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kondisi di dalam pasar tersebut nyaris tidak terlihat selama beberapa saat. Hanya terlihat sorotan cahaya dari ujung lorong pintu masuk dari pasar. Beberapa pedagang sempat menyalakan lilin maupun lampu darurat dari energi baterai.

Ekspedisi Mudik 2024

Beberapa saat kemudian, listrik di Pasar Klewer langsung menyala karena genset senilai Rp1,4 miliar dihidupkan. Salah satu pedagang Pasar Klewer, Ryan, mengatakan listrik mati sudah menjadi hal biasa di pasar tersebut. Pedagang yang mampu akan menyalakan lampu darurat saat listrik padam. Namun, masih banyak pula pedagang yang mengandalkan lilin saat kondisi gelap.

Menurutnya, menyalakan lilin memang sangat berbahaya di dalam pasar tersebut. Pasalnya, mayoritas pedagang berjualan kain yang notabenenya merupakan bahan yang mudah terbakar. “Untungnya, sekarang pasar dilengkapi dengan genset. Jadi, tadi langsung terang di dalam pasar,” katanya kepada Solopos.com di lokasi, Senin.

Sementara, Ketua Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), Kusbani, mengatakan listrik dari PLN padam dari pukul 09.00 WIB hingga sekitar 11.00 WIB. Pasar pun sekarang bisa memanfaatkan genset yang baru saja selesai dipasang dua pekan yang lalu. Kendati demikian, sambungnya, pedagang maksimal hanya bisa memanfaatkan lampu berdaya maksimal 18 watt hingga 20 watt per kios.

“Saat listrik PLN padam dan beralih menggunakan genset, pedagang maksimal menghidupkan lampu berdaya 18 watt hingga 20 watt per kios, ditambah satu kipas angin,” paparnya kepada Solopos.com di lokasi, Senin.

Menurutnya, pembatasan penggunaan listrik dari genset itu penting dilakukan untuk pembagian energi. Apalagi, jumlah pedagang di pasar tersebut sangat banyak, yakni mencapai 2.300-an orang. “Listrik dari genset berkapasitas 500 KVA itu sebenarnya juga diutamakan untuk pedagang yang ada di lantai dasar karena kondisnya paling gelap,” imbuhnya.

Kendati demikian, pada penggunaan genset kemarin pihaknya masih menemukan kendala pada mayoritas pedagang. “Pedagang masih kebingungan memindahkan pengendali perangkat pemindah dari PLN yang mati ke genset. Mungkin pedagang belum terbiasa,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya