SOLOPOS.COM - Krisan mekar sempurna (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Peluang usaha budidaya bung krisan di Mriyan Boyolali memiliki nilai jual tinggi.

Solopos.com, BOYOLALI — Krisan termasuk tanaman perdu yang dapat tumbuh semusim ataupun tahunan. Bunga ini termasuk populer dan diminati di Indonesia karena kaya warna dan tahan lama. Di samping itu, varietasnya yang mencapai 40 jenis membuat krisentium banyak pilihan.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Krisan merah muda di Desa Mriyan, Boyolali (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Krisan merah muda di Desa Mriyan, Boyolali (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Mengutip Balai Besar Pertanian Lembang (BBPL) Kementrian Pertanian, tanaman krisan membutuhkan air yang cukup, namun tidak tahan terpaan air hujan. Karena itulah, di daerah dengan curah hujan tinggi budidaya krisan dilakukan di rumah kaca (green house). (Baca: Krisan dari Mriyan)

Suhu optimal bagi pertumbuhan krisan adalah 17 hingga 26 derajat. Tanaman ini tumbuh ideal di ketinggian 700-1200 mdpl. Proses pembungaan krisan memerlukan cahaya matahari yang lebih lama, sehingga biasanya dilakukan penambahan cahaya menggunakan lampu pijar.

Penambahan cahaya tersebut baik dilakukan pada malam hari, yaitu 22.30-01.00 dengan lampu watt untuk 9 m2 dan lampu pijar dipasangan setinggi 1,5 m dari tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan saat tanaman memasuki fase vegetatif (2-8 pekan) untuk merangsang pembentukan bunga.

Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Dewani Desa Mriyan, Kecamatan Musuk, Boyolali, Winarni, mengatakan, 8.000an batang krisan yang ditanam merupakan varietas standar fiji warna pink, putih, dan kuning.Untuk krisan fuji pink hanya disisakan satu batang satu bunga, sehingga calon bunga yang muncul bakal dipotong. Sedangkan krisan fuji putih dipertahankan tiga bunga dalam satu batang.

4 Tahap

“Perawatan tanaman krisan, terbagi menjadi empat, yakni pemupukan, penyiraman, penyemprotan, dan pengamatan. Pemupukan dilakukan sekali pada awal masa tanam (pupuk dasar), kemudian diulang setiap pekan sekali. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan penyemprotan pestisida serta pengamatan dilaksanakan sepekan sekali,” papar Winarni, ditemui Solopos.com di green house Desa Mriyan, Selasa (21/3/2017).

Mawar kuning juga berkembang di Desa Mriyan, Boyolali (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Mawar kuning juga berkembang di Desa Mriyan, Boyolali (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Winarni mengatakan pengamatan dilaksanakan untuk mengecek ketinggian batang, jumlah daun, dan bunga. Krisan sehat ditandai dengan daun yang menghijau segar dan mengalami pertambahan daun empat lembar setiap pekannya. Jika daun atau batangnya mengalami pertumbuhan yang tidak diinginkan, maka petani segera melakukan disbudding.

Masih mengutip BBPL, disbudding adalah kegiatan pembuangan tunas-tunas baru pada ketiak daun. Disbudding dilakukan dengan tujuan untuk optimalisasi pertumbuhan bunga.

Ditilik dari tipenya, krisan terbagi menjadi dua yakni tunggal dan spray. Disbudding pada krisan tipe tunggal bertujuan agar bunga yang dihasilkan ukurannya lebih besar.

Sedangkan pada tipe spray, tunas-tunas baru tidak dibuang karena tipe ini akan tetap menghasilkan bunga dengan ukuran yang relatif lebih kecil daripada tipe tunggal.

Waktu yang tepat untuk melakukan disbudding adalah pada pagi hari, karena tanaman masih tumbuh segar. Selain itu, ketegaran tanaman juga tinggi sehingga tunas lebih mudah dipatahkan dan tidak mengganggu bunga yang disisakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya