SOLOPOS.COM - Maimunah Retno Avieana menunjukkan beberapa produk kerajinan boneka flanel, Jumat (21/7/2017). (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Peluang usaha kali ini dirintis dari hobi prakarya

Harianjogja.com, JOGJA — Mulai merintis usaha dari hobi berprakarya, membuat Maimunah Retno Avieana, 29, sempat putus asa. Pasalnya, produk kerajinan flanel yang dibuatnya belum diterima baik oleh konsumen. Namun, tak patah semangat, Mai mencoba serius dalam berkarya dan terus belajar untuk mengembangkan kerajinan flanel yang dimulainya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Mulai kenal flanel itu tahun 2009. Waktu itu ada saudara yang lagi buat kerajinan dari flanel untuk tugas akhir, lalu saya coba ikut-ikutan buat. Setiap buat, hasilnya tidak saya jual, tapi saya bagikan ke teman-teman,” ujar Mai saat dijumpai Harian Jogja di kios UMKM X Square, Jumat (21/7/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Usaha ini mulai ditekuninya tahun 2011, berawal dengan produk-produk kecil seperti gantungan kunci dan beberapa aksesoris. Kala itu, usaha ini masih bisnis sampingan kecil-kecilan yang dilakoni Mai di sela waktu menjadi admin dan customer service sebuah toko online.

Selama hampir tiga tahun berjalan, banyak pesanan yang datang dari para pelanggannya. Mulai kewalahan, Mai memutuskan untuk fokus pada bisnisnya. Sebuah lapak di sebuah pasar tiban di kawasan UGM atau Sunday Morning, menjadi kesempatan bagi Mai untuk memperkenalkan hasil karyanya.

“Tapi waktu itu, masyarakat belum begitu tertarik dengan produk-produk kerajinan. Jadi selama beberapa kali jualan di sana, saya menyerah karena tidak laku,” ungkap Mai.

Mai menyadari produk kreatif buatannya yang dilabeli dengan nama Mebi Collection ini memiliki banyak pesaing, karena produk kerajinan flanel begitu umum dan banyak orang yang membuatnya. Terlebih kini semua produk kerajinan sepertinya menyasar sosial media untuk berpromosi.

“Tantangannya bukan cuma persaingan, tetapi juga harga. Saya dari dulu inginnya, punya produk yang bisa dijual dengan harga terjangkau, sehingga konsumen bisa mengapresiasi produk ini dan dinikmati oleh banyak orang,” jelas Mai.

Untuk lebih mengenalkan produknya, Mai selalu menyempatkan diri untuk mengikuti beragam pameran. Bahkan untuk memperkaya varian produk kreajinan flanelnya, Mai pun turut bergabung dengan komunitas flanel. Dari komunitas itu, Mai mengaku mendapatkan banyak ide dan mengetahui beragam tren yang bisa dikembangkan pada produknya.

Tak hanya gantungan kunci, kreativitas Mai dengan kain flanel mulai merambah beragam boneka lucu untuk keperluan wisuda maupun pernikahan. Adapula boneka-boneka figur dari animasi-animasi populer yang menyasar konsumen beragam usia. Untuk harga beragam untuk boneka ukuran kecil, Mai menawarkan dengan harga mulai Rp35.000 yang dikemas menggunakan mika sederhana.

“Kisaran harganya bervariasi tergantung permintaan konsumen juga, karena supaya mereka juga puas, saya melibatkan keinginan mereka untuk dikreasikan pada boneka ini. Paling mahal bisa sampai Rp300.000 dan untuk omzet, per bulan rata-rata Rp2 jutaan,” papar Mai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya