SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bisnis stiker motor atau mobil marak di Jogja. Baik di emperan ataupun toko kini banyak bermunculan. Modal tak terlalu besar, omzet menggiurkan.

Bisnis cutting sticker kian berkembang. Tentu saja menjamurnya bisnis ini didorong oleh gaya hidup masyarakat yang haus mengubah penampilan untuk kendaraan mereka.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Dengan stiker, pemilik kendaraan bisa mengubah penampilan luar dan lebih murah dibanding dengan cat yang mencapai jutaan rupiah. Stiker yang terjangkau bisa dibeli mulai Rp30.000 dan paling mahal hanya beberapa ratus ribu.
Tak hanya itu saja, stiker ternyata juga tahan cukup lama. Pemilik jasa cutting sticker  Budi Kristanto misalnya mengaku gerainya yang berada di Jalan Mataram tak pernah sepi pelanggan. Hampir setiap hari ada motor yang berderet antre untuk dilayani.

“Masing-masing motor di kerjakan oleh satu tenaga pekerja,” ungkap Budi, Selasa (20/9) di gerainya yang diberi nama Putra Mataram Sticker.

Karena banyaknya pelanggan, Budi mengerahkan tujuh pekerja untuk membantunya. Satu orang pekerja bisa menangani dua hingga tiga motor setiap harinya. “Untuk yang paling murah Rp30.000 kalau yang paling mahal bisa sampai Rp300.000,” ujarnya.

Tenaga pekerja cutting sticker ini juga bekerja dalam waktu yang tidak sebentar, mengikuti besar kecilnya media atau bagian motor yang dikerjakan. Seperti untuk blok full satu motor, pekerja biasanya membutuhkan waktu pengerjaan hingga tiga jam dengan jumlah stiker menacapi empat meter.
 
Untuk pekerjaan yang ringan, waktunya pun relatif lebih ringan. Budi menambahkan jika pemasukan sangat dipengaruhi oleh banyaknya pengunjung, pesanan serta besar kecilnya jasa yang akan dipergunakan.

Rata-rata omzet yang di peroleh Budi Rp1.000.000 per hari, yang nantinya akan di bagi dengan jasa sebanyak 30%, bahan 20%, dan modal 50%. Kondisi dengan mempergunakan lahan pribadi sebagai ruang usaha, ternyata memberikan keringanan dalam hal permodalan.

Budi menuturkan, dia mengawali usaha dengan modal Rp2.500.000 pada 1997 dengan luas gerai 3 x 3 meter. Kini usahanya telah berkembang dan telah memperluas gerai dan dua bua mesin cutting.

“Melihat usaha ini yang semakin berkembang, saya berencana akan merambah usaha cutting sticker ke dalam franchise [waralaba],” jelas Budi yang juga menjual stiker eceran ini.

Untuk waralaba ini, Budi optimistis mampu dilakukannya karena menurutnya bahan baku stiker mudah didapat dan bukan termasuk bahan kadaluarsa. “Saat ini satu-satunya kendala adalah tenaga kerja. Jarang ada yang mampu melakukan cutting sticker dengan rapi dan memuaskan,” pungkasnya. (Wartawan Harian Jogja/Garth Antaqona)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya