SOLOPOS.COM - Fransiska, 22, anak Waluyo, sang pemilik usaha jula beli ular sedang menunjukkan sejumlah contoh kulit ular yang telah selesai dikeringkan, Sabtu (23/5/2015) siang. (Kharisma Dita/JIBI/solopos)

Peluang usaha warga Boyolali bisa jadi insipirasi meskipun bergelut dengan binatang berbahaya.

Solopos.com, BOYOLALI — Peluang usaha bisnis ular dilakukan Waluyo, 50. Warga RT 011/RW 001 Dukuh Harjosumartan, Desa Sambon, Banyudono, Boyolali  menjadikan ular sebagai ladang bisnis. Dalam sebulan pemilik usaha pengolahan ular ini mampu mendapatkan omzet mendapai Rp125 juta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepada Solopos.com, Sabtu (23/5/2015), Waluyo menuturkan  bisnis jual beli ular baik ular hidup maupun ular potong telah digelutinya selama 30 tahun.

Ada beberapa jenis ular yang diperjualbelikannya, mulai dari berbagai jenis ular kayu, sanca, dan ular kobra. Jenis primadona adalah ular kobra. 

Mengolah Ular

eri Kristianingsih, 30, yang akrab disapa Ning, sedang menguliti ular pada Sabtu (23/5/2015) siang di pemotongan ular Desa Sambon, Boyolali. (Kharisma Dita/JIBI/Solopos)

eri Kristianingsih, 30, yang akrab disapa Ning, sedang menguliti ular pada Sabtu (23/5/2015) siang di pemotongan ular Desa Sambon, Boyolali. (Kharisma Dita/JIBI/Solopos)

Heri Kristianingsih, 30, yang akrab disapa Ning, sontak terhenyak sesaat ketika cipratan darah menyembur keluar dari sayatan leher ular kayu yang dipegangnya. Dengan sigap dan tanpa sedikitpun ekspresi takut, perempuan yang sudah bertahun-tahun bekerja memotong ular tersebut melanjutkan dengan memotong lebih dalam tepat pada bagian bawah kepala ular yang sebelumnya telah diikat dengan karet gelang. Selanjutnya, dengan hati-hati ditariknya selongsong kulit ular kayu tersebut dari ujung hingga pangkal ekornya.

Ning menjelaskan sebelumnya ratusan ular hidup didiamkan selama kurang lebih setengah jam dalam bak tertutup berisi air tawar hingga mati. Kecuali ular kobra, satu-persatu ular yang telah mati dipompa meggunakan alat pompa khusus yang dimasukkan dalam mulut ular.

Setelah itu pada bagian bawah mulut ular diikat kencang dengan karet gelang guna mencegah udara kembali keluar. Pemompaan bertujuan agar tubuh ular mengembang sehingga mudah untuk dikuliti.

Lima menit sesudahnya, barulah ular-ular tersebut siap dikuliti dan dipisahkan antara daging dengan organ-organ dalam tubuhnya. Organ-organ tersebut pun masih harus dipisah lagi empedunya.

Sementara itu bersebelahan dengan tempat pemotongan ular, di antara tumpukan bilah-bilah bambu tipis, dua orang pria tampak sibuk mengelontong atau memasukkan sejumlah bilah bambu ke dalam longsongan kulit ular. Sebelum bilah bambu disisipkan, Amat, 25, salah seorang karyawan di sana mencelupkan terlebih dahulu ujung ujung bilah pada minyakgajih [lemak] ular.

“Satu longsong kulit ular dapat dimasuki 3-4 bilah, tergantung ukuran ularnya. Minyak ular ini sebagai pelicin agar kulit tidak tergores saat disisipi bambu,” kata dia di sela-sela aktivitasnya, Sabtu.

Longsongan-longsongan kulit ular tersebut nantinya akan dijemur berjajar di bawah sinar matahari langsung selama kurang lebih setengah hari. Menggunakan cutter, longsongan kulit yang selesai dijemur tersebut dibelah pada bagian tengahnya, lalu dikelupas secara perlahan.

Lembaran-lembaran kulit ular kemudian dipilah per jenis ular, lalu dilipat dan ditumpuk jadi satu dalam ruang penyimpanan tersendiri. Kulit-kulit ini pun harus rutin diberi kapur barus dan disemprot anti nyamuk sepekan sekali untuk mengantisipasi kutu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya