SOLOPOS.COM - Ilustrasi ikan lele (JIBI/Dok)

Peluang usaha lele organik menjanjikan keuntungan berlipat.

Solopos.com, KARANGANYAR — Lele masih menjadi ikan air tawar yang paling banyak dikonsumsi masyarakat. Selain rasanya yang enak, ikan ini mudah dibudidayakan sehingga gampang didapat dan berharga murah.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Kendati begitu, pola budidaya tak sehat kerap membayangi para konsumennya. Harga pelet ikan yang cukup tinggi membuat sejumlah peternak memberi pakan asal untuk menekan biaya.

Bangkai binatang, kotoran hewan, hingga kotoran manusia kerap dilempar ke dalam kolam sebagai pakan. Akibatnya, daging lele menjadi tak layak konsumsi lantaran tercemar residu berbahaya. Berangkat dari hal tersebut, sejumlah peternak ikan Soloraya berupaya membudidayakan lele organik.

Pakan dengan nutrisi standar dapat digenjot menggunakan prebiotik alami dan fermentasi hingga produksinya maksimal. Di samping itu, penggunaan sistem kolam bioflok juga mampu menambah nutrisi sampai 30 persen.

Fermentasi

Salah satu peternak ikan asal Desa Donohudan, Kelurahan Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Imam Murod mengatakan pakan ikan miliknya menggunakan pelet pabrikan yang difermentasi.

Sehingga, butiran pelet tak lagi keras namun sedikit lembut. Tekstur yang lembut membuat pakan lebih mudah dicerna sehingga tidak ada yang terbuang. Pakan yang tersisa menyebabkan kolam tercemar dan menurunkan kadar oksigen.

“Kali pertama yang dilakukan saat memulai budidaya adalah pemilihan bibit yang baik. Setelah itu, bibit ditebar padat dan diberi makan sesuai umur dan ukurannya. Pakan yang kami beri adalah pelet pabrikan yang telah difermentasi,” terang pemilik Kraton Nursery itu kepada Solopos.com, Kamis (18/8/2016).

Bibit berukuran 7 cm atau berumur dua pekan dapat langsung ditebar ke kolam bioflok. Sekitar dua bulan sesudahnya, ikan dapat dipanen dengan berat rata-rata 100 gram per ekor. “Kebutuhan pakan dari awal hingga panen untuk 8.000 ekor ikan sekira 180 kg. Target panen biasanya setara dengan pakan yang diberikan,” ucap Imam.

Prebiotik Alami

Hal senada juga dilakukan peternak ikan asal Dusun Depok RT 002/RW 006 Desa Bangsri, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Sri Wulanto. Pria yang kerap dipanggil Sumo itu mengaku mencampur sejumlah sumber prebiotik alami ke dalam pelet ikan. Prebiotik tersebut di antaranya, kunyit dan temulawak.

“Selain menambah mikroba untuk fermentasi, kami juga mencampur pelet dengan prebiotik alami. Tujuannya agar molekul-molekul nutrisi di dalam pelet ikan dapat terurai sehingga lebih mudah dicerna. Sedangkan prebiotiknya untuk menambah daya tahan agar ikan lebih sehat dan enggak gampang terserang bakteri,” terangnya, Rabu (18/8).

Sumo yang telah 9 tahun berbisnis ikan itu mengaku saat ini tengah mencari mitra peternak sebanyak-banyaknya. Pasalnya, kebutuhan lele konsumsi di wilayah Karanganyar masih cukup tinggi, sementara pasokannya terbatas.

“Per hari kebutuhan harian untuk lokal saja sekitar 6,5 ton. Sehingga peluang usaha masih terbuka lebar. Selain menjual lele untuk konsumsi, saya juga melayani penjualan bibit, penyedia sarana prasarana, dan pendampingan peternak,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya