SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO--Pemerintah Kota Solo terus berupaya mencari investor yang mau mengembangkan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Pasar Jongke dan TPA Putri Cempo.

Kendati ketiga potensi investasi tersebut sering ditawarkan dalam berbagai pameran investasi, tetapi sampai saat ini progres penawaran baru sampai pada tahap kepeminatan. Seperti dalam Central Java Investment Business Forum (CJIBF) yang diselenggarakan di Solo, pekan lalu.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Tiga proyek dari Solo yang ditawarkan dalam CJIBF diminati investor. Yakni proyek revitalisasi Pasar Jongke senilai Rp7,4 miliar, pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Putri Cempo Rp250 miliar, revitalisasi TSTJ senilai Rp125 miliar.

Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Solo, Toto Amanto, mengatakan selain tiga peluang investasi itu Pemkot Solo juga menawarkan peluang investasi yang lain, di antaranya sky tower Solo Techno Park senilai Rp300 miliar, pusat perdagangan terminal Tirtonadi lantai atas senilai Rp125 miliar serta gedung taman Iptek Solo senilai Rp300 miliar.

Kepeminatan terhadap peluang investasi seperti TPA Putri Cempo dan TSTJ sudah sering diperoleh dalam CJIBF tahun-tahun sebelumnya. “Tapi memang sampai saat ini belum ada yang eksekusi. Biasanya hanya sampai letter of intent (LoI) saja,” kata Toto, akhir pekan lalu.

BPMPT sendiri, tegas Toto, hanya bertugas membantu mempromosikan peluang investasi itu.
Direktur Utama TSTJ, Lilik Kristianto, menyampaikan dengan adanya kepeminatan dari calon investor di CJIBF 2013 kemarin, maka saat ini sudah ada empat calon investor yang tertarik kawasan wisata TSTJ. Pihaknya siap menindaklanjuti dan terus mengkonfirmasi keseriusan dari calon investor.

Rencananya, calon investor itu akan diikutkan dalam lelang jika memenuhi persyaratan administrasi. “Kami inginnya pengelola Taman Impian Jaya Ancol atau Taman Safari bisa mengembangkan TSTJ. Karena mereka cukup berpengalaman di bidang pengembangan objek wisata.”

Tapi Lilik menegaskan proses lelang itu juga masih harus menunggu revisi Perda TSTJ.
Terpisah, Wakil Ketua Association of Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) Solo, Daryono, mengatakan potensi investasi di Jawa Tengah dari CJIBF kemarin sangat didominasi sektor pariwisata. Hampir setiap kabupaten punya lebih dari satu potensi investasi yang bergerak di sektor ini.

“Seperti yang nilai investasinya besar adalah pengembangan lokawisata Baturaden. Itu sampai Rp770 miliar. Untuk peluang yang bagus, yang banyak ditawarkan, semuanya mungkin bisa lebih dari Rp4 triliun,” ujar Daryono. Kabupaten Pemalang, Pekalongan dan Kebumen merupakan daerah yang banyak menawarkan investasi di bidang pengembangan objek wisata.

Hanya saja, sebagai pelaku pariwisata pihaknya juga perlu melihat bagaimana besar respon calon investor bahkan keseriusan Pemerintah Provinsi dalam mendorong pengembangan pariwisata di Jawa Tengah.
Memang diakui Kabid Promosi dan Kerjasama Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jateng, Sucipto, minim sekali investor yang berminat mengembangkan pariwisata. “Kebanyakan tetap di sektor industri, pengelolaan sampah dan properti.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya