SOLOPOS.COM - Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. (Bisnis-Himawan L Nugraha/Felix Jody Kinarwand)

Solopos.com, SOLO — Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, menilai opsi memasangkan sosok Ganjar Pranowo dengan Puan Maharani atau Ganjar-Puan sebagai calon presiden (capres) dan cawapres pada Piplres 2024 sebagai sesuatu yang hampir mustahil.

Sebab baik Ganjar maupun Puan sama-sama dari PDIP. Lebih dari itu, komposisi kursi partai berlambang kepala banteng moncong putih di parlemen atau DPR RI belum mencapai ambang batas presidential threshold sebesar 20 persen.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Artinya PDIP harus berkoalisi dengan partai politik (parpol) lain agar bisa mengusung pasangan capres-cawapres. “Itu [duet Ganjar-Puan] perlu dipertimbangkan karena PDIP baru 19,33 persen di DPR,” ujarnya, Jumat (11/2/2022).

Baca Juga: Puan Sindir Ada Gubernur Tak Sambut Dia, Rudy: Sosok Itu Bukan Ganjar

Ekspedisi Mudik 2024

Bahkan Rudy panggilan akrabnya menyebut wacana duet Ganjar-Puan di Pilpres 2024 sebagai sesuatu yang mustahil. Kecuali ada parpol lain yang mau berkoalisi dengan PDIP untuk mengusung pasangan tersebut.

“Ya itu mustahil lah kalau mau dipasangkan. Iya, [PDIP harus berkoalisi]. Tapi juga yang diajak koalisi itu mau ndak, semua [capres-cawapres] dipek [dari] PDIP. Karena [presidential threshold] masih kurang 0,67 persen. Minimal 20 persen di parleman,” terang dia.

Pendapat senada disampaikan pengamat politik UNS Solo, Agus Riewanto, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat. Ia menduga wacana duet Ganjar-Puan sengaja dimunculkan untuk mengokohkan popularitas Ganjar.

Baca Juga: Pengamat: Puan Tak Mampir ke DPC PDIP Solo karena Rudy Dukung Ganjar

Popularitas dan Elektabilitas

Sebab berdasarkan sejumlah hasil survei terbaru, lanjutnya, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu memimpin tingkat popularitas dan elektabilitas. Bahkan popularitas Ganjar menyalip sejumlah tokoh seperti Prabowo Subianto.

“Sekarang popularitas tertinggi Ganjar, di bawahnya Prabowo. Kalau Puan agak jauh. Tapi kalau muncul duet itu hemat saya adalah dalam rangka untuk mengokohkan popularitas Ganjar. Tentu oleh partai pemenang,” ujarnya.

Agus menduga wacana duet Ganjar-Puan di Pilpres 2024 merupakan upaya agar PDIP tidak kembali kecolongan saat naiknya Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden. Saat itu PDIP tidak menempatkan trah Soekarno dalam kepemimpinan nasional.

Baca Juga: Puan Maharani Resmikan Pasar Legi Solo, Ganjar Pranowo Tidak Hadir

“PDIP dipaksa berhadapan dengan Prabowo, dan wakilnya harus mengambil dari NU. Itu kira-kira wacananya begitu, kalau arahnya ke sana. Kalau dari realitas politik sebetulnya agak sulit menduetkan Ganjar-Puan,” urainya.

Sebab Ganjar dan Puan berasal dari satu parpol dan satu ideologi. Artinya dilihat dari konstelasi perkembangan landscape ideologi politik Indonesia, duet Ganjar-Puan hanya kelompok nasionalis, meninggalkan parpol muslim.

“Realistis politik sekarang nasionalis tak bisa bekerja sendiri karena politik itu gotong royong kan. Jadi agak sulit wacana itu. Menurut saya PDIP harus memilih antara Puan atau Ganjar, wakilnya dari kelompok agama,” tegas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya