SOLOPOS.COM - Ilustrasi Distro (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Peluang bisnis distro di Solo dinilai masih sangat menjanjikan.

Solopos.com, SOLO – Menjamurnya bisnis distro di Kota Solo membuat sebagian pengelolanya mengembangkan sayap ke daerah lain. Masing-masing percaya prospek bisnis tersebut masih berwajah cerah di tahun ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengelola Argh Store, Deva Rizky, mengatakan distronya membuka cabang baru di Kota Semarang pada akhir Januari 2016. Hal itu dilakukan untuk memperluas jaringan pemasaran produk fashion yang ia jual.

“Kami juga mengembangkan desain agar tidak monoton seperti membuat cartoon series dan gambar-gambar menarik pada sablon kaus,” ujarnya kepada Koran Solo, Jumat (18/3/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Argh juga menjalin kerja sama secara konsinyasi (titip barang untuk dijual) ke toko atau outlet distro di beberapa kota. Sebaliknya, mereka menerima konsinyasi dari pihak lain.

“Kalau untuk kaus, kemeja dan jaket, store kami sudah penuh. Tapi untuk aksesoris dan sepatu, kami masih membuka lebar toko kami bagi pihak yang ingin konsinyasi,” terangnya.

Pada Maret 2016, manajemen meningkatkan target omzet menjadi Rp80 juta. Bulan sebelumnya, omzet Argh Store Solo sekitar Rp50 juta-Rp60 juta per bulan. Sedangkan untuk toko di Semarang, pihak manajemen belum membuat target karena masih fokus dengan adaptasi pasar di sana.

“Ya kalau bisa omzet sekitar Rp50 juta per bulan di Semarang,” kata dia.
Ia menyadari, makin hari makin banyak distro muncul di Soloraya. Mereka menjadi kompetitor yang justru memacu Argh Store semakin berkembang.

“Meski banyak kompetitor, prospek bisnis distro dan apparel masih bagus,” tuturnya.

Sementara itu, pemilik Distro Sukohardjo Merch, Pratiknyo, mengatakan optimistis distro lokal seperti miliknya bisa bersaing dengan distro yang sudah besar. Menurut dia, masalah kualitas dan kreatifitas distronya bisa disandingkan dengan brand-brand ternama di Solo.

Menurutnya segmentasi pasar Sukohardjo Merch memang belum terlalu luas. Maklum saja, distro itu baru berdiri sekitar setahun lalu.

“Idealisme kami memang mengangkat hal-hal tentang Sukoharjo. Tapi ke depan akan kami sajikan desain dan konten tulisan yang lebih menarik,” ujarnya, Jumat.

Ia menyatakan perkembangan bisnis distro tergantung dari strategi marketing yang diterapkan. Pihaknya tengah mengerjakan iklan khusus agar masyarakat lebih mengenal Sukohardjo Merch.

“Kami juga melayani pemesanan kaus dari semua pihak. Kalau ada tulisan Sukoharjo, kami diskon Rp5.000,” terang lelaki yang akrab disapa Pak Phe itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya