SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta [SPFM], Pengerahan pasukan TNI dalam menghadapi aksi demonstrasi yang menolak rencana pemerintah menaikan harga BBM menuai kritik. Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar dalam pernyataannya, Kamis (22/3) malam mengatakan, dipakainya kekuatan militer untuk menghalau demonstran menyimpang dari UU No 3,2002 tentang pertahanan negara dan UU tentang 24 tahun 2004 tentang TNI. Karena pada dasarnya, menurut Bambang, angkatan peran bukan untuk mengamankan demo mahasiwa tetapi untuk perang.

Sebelumnya pihak Istana telah menyampaikan klarifikasi mengenai digunakannya kekuatan militer. Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, Kamis (22/3) mengatakan, keberadaan pasukan TNI bukan untuk membubarkan massa pengunjuk rasa. Melainkan sebatas mengamankan kompleks Istana dari kemungkinan terjadinya kekacauan dan ketidakteraturan yang dampaknya bisa merugikan masyarakat luas. [dtc/dtp]

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya