SOLOPOS.COM - Bupati Bantul Suharsono saat melepaskan kroyo atau anakan kepiting bakau di kawasan konservasi hutan mangrove, Tirtohargo, Sanden, Bantul. Jumat (13/5/2016). (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Pelestarian lingkungan sekaligus budidaya kepiting bakau.

Harianjogja.com, BANTUL — Sebanyak 50 kilogram (Kg) kepiting bakau atau disebut kroyo dilepas di kawasan hutan mangrove di Dusun Baros, Tirtohargo, Kretek, Bantul. Pelepasan kepiting bakau itu menambah keaneragaman spesies di kawasan hutan bakau yang langka di DIY tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Bidang Bina Usaha, Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bantul, Nanang Dwi Atmoko mengatakan, kegiatan pelepasan anak kepiting di kawasan mangrove Pantai Baros bertujuan menambah keragaman sumber daya kelautan perikanan di wilayah ini. Selain itu berguna menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir setempat melalui budidaya kepiting bakau.

“Harapannya masyarakat bisa menjaga kelestarian alam di wilayah ini. Mereka bisa menikmati hasil panen nanti jika kepiting tersebut sudah layak panen. Waktu berkembangnya juga cepat semoga akhir tahun ini sudah bisa dipanen,” terang Nanang Dwi Atmoko disela-sela acara pelepasan kepiting, di kawasan hutan bakau Jumat (13/5/2016).

Pelepasan kepiting bakau dipimpin oleh Bupati Bantul Suharsono beserta jajaran Pemerintah Kabupaten. Ada sebanyak 50 kilogram kroyo yang dilepas ke alam bebas. Kepiting bakau tersebut didatangkan dari Cilacap, Jawa Tengah. Bibit kepiting bakau dibeli seharga Rp40.000 per kilogram.

Pemerintah mengajak pemuda Dusun Baros menjaga kelestarian kepiting bakau itu dari kepunahan akibat ulah manusia.

“Sebagai langkah antisipasi dari penangkapan anak kepiting oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, kami merangkul forum muda-mudi Baros untuk bisa menjaganya,” lanjutnya lagi.

Selain terancam punah akibat ulah manusia, bibit kepiting bakau tersebut juga rentan mati lantaran proses pengiriman dari Cilacap yang memakan waktu. Harusnya kata dia, ada 100 kilogram kepiting yang dilepas ke hutan bakau, namuan sebanyak 50% di antaranya mati.

Selain melepas anak kepiting, rombongan pemerintah juga melakukan penanaman bibit mangrove di kawasan hutan bakau. Sebelum itu, rombongan menyusuri hutan mangrove melalui Sungai Opak dengan menggunakan perahu. Rombongan berangkat dari laguna di kawasan wisata Pengklik Pantai Samas menuju Baros.

“Saya tertarik dengan keindahan destinasi wisata Pantai Samas dan Baros dengan hutan mangrove-nya, ternyata sangat indah dan sangat memiliki potensi wisata yang besar, sekarang tinggal bagaimana dikembangkan lagi agar lebih maju,” kata Bupati Bantul, Suharsono saat memberikan pengarahan dalam acara pelepasan kroyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya