SOLOPOS.COM - PELESTARIAN -- Tampilan laman depan situs egamelanku.com. Situs ini akan terus dikembangkan sebagai wahana pelestarian gamelan. (www.egamelanku.com)

SENI TRADISI -- Abdi dalem keraton Solo tengah menabuh gamelan dalam rangka perayaan Sekaten beberapa waktu lalu. Upaya pelestarian seni tradisi ini kini bertambah dengan memanfaatkan internet. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

SOLO – Upaya pelestarian alat musik tradisional gamelan kini bertambah kuat dengan pembuatan situs internet khusus untuk musik gamelan. Situs ini dirintis atas kerja sama Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kerja sama ini bertujuan untuk menyebarluaskan alat musik gamelan ke seluruh dunia. Rektor Udinus, Edi Noersasongko, menyatakan keprihatinannya terhadap perkembangan alat musik tradisional ini. Menurut penelitian yang telah dilakukan Udinus ada beberapa faktor yang melatarbelakangi seseorang merasa berat untuk mempelajari gamelan. Padahal, gamelan banyak dipelajari di mancanegara. Bahkan gamelan telah mendapatkan status sebagai benda warisan budaya dunia dari UNESCO.

Memang selama ini upaya pelestarian gamelan menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya harga alat musik yang mahal sehingga tidak semua orang bisa memilikinya dengan mudah. Dengan format digital e-gamelan, orang dapat dengan mudah mengunduh aplikasi gamelan dengan laptop maupun i-Pad.

“Dengan hasil penelitian ini, pihak Udinus memberanikan diri melayangkan surat ke Keraton Solo untuk bekerja sama. Pada 2009 lalu, kami juga pernah melakukan rekaman di Lokananta, dan kami mendapatkan juara I nasional inovasi dalam teknologi informasi gamelan untuk perguruan tinggi non-seni,” jelas Edi.

PELESTARIAN -- Tampilan laman depan situs egamelanku.com. Situs ini akan terus dikembangkan sebagai wahana pelestarian gamelan. (www.egamelanku.com)

Setelah memenangkan kompetisi tingkat nasional tersebut, pada 2010 Udinus diundang ke Taiwan untuk menampilkan karya musik tradisional digital tersebut. Apresiasi yang luar biasa dari publik Taiwan dan Indonesia, mendorong mereka untuk mengerjakan proyek gamelan digital lebih serius.

Sementara KP Eddy Wirabhumi dari Keraton Solo optimistis program e-gamelan dapat merangsang keinginan generasi muda untuk mempelajari seni tradisional ini. “Ada sekitar 16 jenis gamelan di Keraton Solo. Bonang, siter, kempul, saron sudah bisa didigitalisasi. Cuma ada satu yang belum bisa didigitalisasi, kendang. Ini sekaligus memperkenalkan gending-gending warisan Paku Buwono kepada masyarakat dunia,” terang dia.

Situs yang akan diluncurkan ini adalah www.egamelanku.com yang memuat musik gamelan dan gambar visual gamelan. Untuk dapat mengunduh aplikasi tersebut pengunjung situs akan dikenai biaya. Biaya hasil penjualan secara online akan dibagi dua. “Kalau pihak Keraton kan untuk biaya perawatan gamelan juga,” tandas Rektor Udinus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya