SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

Harianjogja.com, BANTUL- Metode penanggulangan demam berdarah dengue (DBD) dengan melepas nyamuk ber-wolbachia telah dilakukan di wilayah Kabupaten Sleman.

Program yang dinamail Eliminate Dengue Project (EDP) yang didukung Yayasan Tahija Indonesia itu baru pertama kali silaksanakan, yakni di Sleman pada awal 2014.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Peneliti Utama EDP Riris Andono Ahmad mengungkapkan pengalaman penelitian di Sleman, sepanjang Januari-Juni 2014, populasi nyamuk ber-wolbachia yang ada di lokasi penelitian sudah mendominasi dibanding populasi nyamuk tanpa wolbachia.

Peneliti, kata dia, juga menemukan indikasi, penularan demam berdarah tidak terjadi di wilayah tersebut.

“Kami menemukan, ada warga terkena demam berdarah dari gigitan nyamuk di luar, namun tidak terjadi penularan di lokal wilayahnya tinggal. Ada indikasi, nyamuk ber-wolbachia ini sudah terbukti manfaatnya,” katanya, di sela ujicoba di Bantul, Senin (8/12/2014).

Penelitian ini dilakukan dengan meletakan 60 telur nyamuk aedes aegypti yang telah mengandung bakteri wolbachia di dalam ember berisi air dan pakan nyamuk. Dalam lima menit setelah diletakan diember, telur menetas menjadi jentik.

Lalu dalam waktu sekitar dua minggu, jentik sudah berubah menjadi nyamuk ber-wolbachia. Ember berisi telur nyamuk itu diletakkan di sejumlah rumah warga.

“Bila yang mengandung wolbachia adalah nyamuk betina dan kawin dengan nyamuk aedes aegypti yang tidak ber-wolbachia, maka keturunannya juga akan mengandung wolbachia, namun bila yang ber-wolbachia adalah nyamuk lelaki lalu kawin dengan nyamuk tanpa wolbachia maka keturunannya akan mati,” ujarnya lagi.

Ditambahkannya bila penelitian tahap pertama selesai dan berhasil, pihaknya akan mendorong pemerintah untuk memperluas sebaran nyamuk ber-wolbachia untuk benar-benar membuktikan pelepasan nyamuk tersebut mampu menekan demam berdarah.

“Kalau penelitian cuma berfokus di wilayah sempit kan tidak bisa melihat bukti angka demam berdarah turun atau tidak, karena mobilitas warga tinggi. Biasa saja dia terkena DBD karena gigitan nyamuk di tempat lain. Kecuali kalau area sebaran diperluas,” lanjutnya.

Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Pramudi Dharmawan menyatakan, pelepasan nyamuk ber-wolbachia bila berhasil dapat menjadi alternatif pemberantasan demam berdarah selain melalui metode konvensional berupa pemberantasan sarang nyamuk, foging atau penebaran abate.

“Kalau DBD bisa ditekan tentu akan mengurangi biaya untuk pengobatan penyakit ini,” jelas Pramudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya