SOLOPOS.COM - Hotel Novotel Solo (JIBI/Solopos/Dok.)

Pelemahan rupiah tak terlalu berdampak pada bisnis hotel di Solo. 

Solopos.com, SOLO Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dinilai tidak berdampak banyak pada biaya operasional maupun okupansi hotel.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Solo, Abdullah Soewarno, menyampaikan meski rupiah melemah tidak langsung berimbas pada tingkat hunian kamar hotel yang disumbang dari wisatawan asing. Hal ini mengingat tamu hotel di Solo sebanyak 92% merupakan wisatawan domestik.

Public Relations Manager Sahid Jaya Hotel Solo, Septiarona Sylviarineta, menyampaikan okupansi pada awal September ini 50% yang sebagian besar berasal dari kegiatan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE). Menurut dia, kebanyakan merupakan kegiatan meeting dari government.

“Okupansi tetap disumbang dari lokal, terutama MICE. Dari total okupansi sebanyak 80% disumbang dari government, 10% berasal dari korporat sedangkan sisanya merupakan walk in maupuna dari travel agent,” ungkapnya saat dihubungi Solopos.com, Minggu (6/9/2015).

Dia mengatakan belum banyak wisatawan asing yang datang untuk menginap di hotel bintang lima ini. Food and Beverage Director Sahid Jaya Hotel Solo, Cucun Juarta, menyampaikan operasional hotel hingga saat ini tidak banyak terpengaruh oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Hal ini karena untuk bahan makanan kebanyakan menggunakan produk lokal.

Operations Manager Novotel dan Ibis Hotel, Taufan Barnas, juga berpendapat sama. Menurut dia, gonjang ganjing nilai tukar rupiah tidak berpengaruh banyak terhadap biaya operasional, khususnya untuk food and beverage. Hal ini mengingat makanan yang disajikan kebanyakan adalah makanan lokal.

Namun Public Relations Executive Novotel dan Ibis Hotel, Tiwik Widowati, mengatakan pelemahan nilai rupiah ini memberi sumbangan dalam okupansi hotel, terutama tamu free individual traveler (FIT).

Menurut dia, ada peningkatan wisatawan mancanegara (wisman) sehingga mampu mendongkrak okupansi mencapai 80%. “Novotel dan Ibis Hotel tergabung di jaringan Accor sehingga menjadi rujukan wisman yang berkunjung ke Solo,” kata Tiwik.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Solo menunjukkan okupansi hotel pada Juli sebanyak 45,55%, turun dari bulan sebelumnya, yakni 45,69% untuk hotel bintang. Sedangkan okupansi hotel nonbintang menurun 1,22% menjadi 28,98% dari sebelumnya 30,2%. Selain itu, length of stay (LOS) juga menurun menjadi 1,38 hari dari sebelumnya 1,42 hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya