SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, WONOGIRI&mdash;</strong>Nilai tukar rupiah terhadap dolar terus melemah dalam beberapa hari terakhir. Meskipun pada Jumat (7/9/2018) ditutup menguat ke nilai Rp14.820/US$, namun <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180907/489/938542/harga-kedelai-terus-naik-pengrajin-tahu-di-solo-pilih-kurangi-laba" title="Harga Kedelai Terus Naik, Pengrajin Tahu di Solo Pilih Kurangi Laba">pelemahan rupiah</a> sudah memberikan imbas ke sektor riil, termasuk sektor perikanan.</p><p>Di Wonogiri, petani ikan nila di Waduk Gajah Mungkur (WGM) mengeluhkan kenaikan harga pakan ikan nila akibat pelemahan nilai tukar rupiah. Pakan ikan nila diimpor dari beberapa negara di Asia Tenggara.</p><p>Menurut petani ikan nila sekaligus penjual pakan ikan nila di Desa Sendang Kecamatan Wonogiri, Sugiyanto, kepada <em>Solopos.com</em>, mengatakan pakan ikan nila dibeli dari perusahaan di Jawa Barat yang mengimpor dari beberapa negara di kawasan Asia Tenggara.</p><p>&ldquo;Bahan baku pakan seperti kedelai, jagung, tepung tulang, didatangkan dari luar negeri sehingga saat dolar naik, harga pakan pun mengikuti,&rdquo; ujar Sugiyanto.</p><p>Pakan ikan nila yang ia jual saat ini telah mencapai Rp286.000/sak, naik dari harga normal hanya Rp275.000/sak, isi pakan satu sak sebanyak 30 kg.</p><p><strong>Musim Pancaroba</strong></p><p>Ia juga memprakirakan harga masih dapat merangkak naik selama<a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180906/489/938260/dolar-as-menguat-industri-tekstil-bisa-genjot-ekspor" title="Dolar AS Menguat, Industri Tekstil Bisa Genjot Ekspor"> nilai tukar kedua mata uang</a> tersebut belum kembali normal.</p><p>Petani lainnya, Yudi Setyawan, warga Desa Sendang mengaku sedang dalam keadaan yang dilematis. Saat ini permintaan ikan nila sedang menurun. Pekan ini ia hanya menjual tiga ton ikan yang biasanya dapat lebih dari itu.</p><p>Kenaikan harga pakan ikan nilai menjadikan keuntungan semakin tipis. Di sisi lain, musim penghujan segera tiba, petani harus segera menjual ikan-ikan miliknya dan sejenak menahan pembibitan hingga musim penghujan tiba. Musim pancaroba sangat berbahaya bagi ikan nila terlebih dalam usia pembibitan.</p><p>Ia mengaku tidak berani menaikan harga <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180903/493/937687/wow-desa-jeblog-klaten-panen-ikan-nila-sampai-3-ton" title="Wow, Desa Jeblog Klaten Panen Ikan Nila Sampai 3 Ton">ikan nila</a> walaupun harga pakan naik dan musim pancaroba segera tiba. Menurutnya, dengan menaikan harga akan berisiko dan membuat pembeli ikan berpindah ke petani lain.</p><p>Sementara itu petani lainnya, Agung, memilih menggunakan jenis pakan yang lebih murah pun kini juga mengalami kenaikan Rp300 per sak. Menurutnya, harga pakan terus merangkak naik namun harga ikan tak bisa serta merta turut naik. Ia pun memilih menggunakan pakan yang ia beli Rp174.500/sak.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya