SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pelemahan rupiah dikhawatirkan akan berdampak pada PHK besar-besaran di Klaten.

Solopos.com, KLATEN – Ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran sebagai dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipastikan belum terjadi di Klaten. Meski demikian, kalangan buruh tetap waswas jika nilai tukar rupiah tak kunjung membaik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Klaten, Sugeng Haryanto, mengatakan hingga kini belum ada laporan perusahaan yang melakukan PHK besar-besaran. Ia mengklaim sebelumnya sudah mewanti-wanti para pengusaha.

“Kalau ancaman memang ada. Tetapi, kami juga sudah sedia payung sebelum hujan. Kami meminta perusahaan tak melakukan PHK meski nilai tukar rupiah sedang tidak baik dan diprediksi akan terus menurun,” kata dia, Senin (31/8/2015).

Sugeng mengatakan permintaan agar perusahaan tak melakukan PHK besar-besaran disampaikan saat pertemuan pekan lalu. Dalam pertemuan itu, para pengusaha disebut sepakat dengan permintaan Pemkab. Dia menjelaskan PHK dalam skala besar justru akan berdampak luas.

“Kami sering melakukan pertemuan. Saat pertemuan pekan lalu sudah kami sampaikan ke pengusaha tidak melakukan PHK besar-besaran bagaimanapun caranya itu agar diupayakan. Kalau melakukan PHK dalam jumlah banyak, justru perekonomian remuk,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Klaten, Sukadi, mengatakan belum menerima laporan dari para buruh terkait PHK besar-besaran yang dilakukan perusahaan di Klaten. Meski demikian, ia mengaku potensi PHK besar-besaran semakin besa jika nilai tukar rupiah tak kunjung membaik. “Kami tetap berharap jangan sampai itu terjadi,” jelasnya.

Sukadi menerangkan berdasarkan hasil verifikasi SPSI pada 2013, di Klaten terdapat sekitar 11.695 buruh yang bekerja di 40-an perusahaan. “Itu yang tergabung dalam SPSI. Kalau jumlah keseluruhan, tentu lebih banyak,” urai dia.

Disinggung rencana aksi unjuk rasa puluhan ribu buruh pada Selasa (1/9/2015), Sukadi mengatakan SPSI Klaten tak mengirimkan perwakilan. “Untuk SPSI Klaten kami menjaga agar kondisi tetap sejuk. Yang jelas, kami mendukung rencana aksi unjuk rasa tersebut,” kata dia. )

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya