SOLOPOS.COM - Belasan seniman campursari dan organ tunggal mendatangi Mapolsek Sambungmacan, Jumat (4/12/2015). Mereka mendesak polisi menindak pelaku pelecehan seksual dan penganiayaan terhadap salah satu penyanyi campursari. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pelecehan seksual Sragen, seniman campursari di Sragen mendatangi Mapolsek Sambungmacan meminta mengusut penganiayaan terhadap penyanyi campursari.

Solopos.com, SRAGEN–Belasan anggota Paguyuban Pimpinan Campursari dan Orgen Tunggal Karawitan Sukowati (Pinastika) menggeruduk Mapolsek Sambungmacan, Jumat (4/12/2015).  Mereka meminta polisi mengusut kasus pelecehan seksual dan penganiayaan terhadap penyanyi campursari saat pentas di acara ngunduh manten di Dusun Pangkle, Desa/Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Sabtu (28/11/2015) lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pelecehan seksual dan penganiayaan itu dialami penyanyi Campursari Mekar Asih berinisial TW, 29. Pelecehan seksual itu terjadi saat TW menyanyikan lagu campursari di tengah kerumunan warga.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saat saya sedang menyanyi, tiba-tiba ada yang megang dada dan pantat saya. Orangnya langsung lari. Saya tidak sempat melihat wajahnya. Seketika itu saya langsung lari ke ruang ganti. Saya tidak mau melanjutkan bernyanyi,” kata TW di hadapan polisi.

Akibat kejadian itu, pentas campursari itu terpaksa berhenti. Hal itu membuat warga kecewa. Ketua RT 032, Sugino, berusaha membujuk TW kembali bernyanyi. Namun, TW bersikeras tidak mau melanjutkan pentas selama pengamanan bagi penyanyi tidak ditingkatkan. Keduanya akhirnya terlibat percekcokan hingga mengakibatkan korban mendapat perlakuan kasar.

“Saya tetap tidak mau bernyanyi jika pengamanan tidak ditingkatkan. Tapi, dia [Sugino] malah marah-marah. Dia justru menendang bagian perut saya hingga membuat saya jatuh tersungkur,” terang TW.

Ketua Pinastika Sriyanto sengaja datang bersama rombongan seniman campursari untuk memberi dukungan kepada TW. Dia meminta polisi menindak pelaku pelecehan seksual dan penganiayaan terhadap TW.
Menurut dia, pelecehan seksual dan penganiayaan itu telah membuat para penyanyi campursari yang lain ikut trauma. ”Sebenarnya ada dua penyanyi lain selain dia [TW]. Tapi, keduanya tidak mau melanjutkan pentas karena trauma dengan pelecehan seksual yang dialami temannya,” papar Sriyanto saat ditemui di lokasi.

Kapolsek Sambungmacan AKP Haryanto mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo mengatakan kasus yang dialami TW sudah dilaporkan secara resmi kepada polisi Jumat pagi. Polisi juga sudah memanggil Sugino yang telah menganiaya korban.
”Yang dilaporkan baru Sugino. Dia sudah ditetapkan jadi tersangka. Korban tidak melaporkan kasus pelecehan seksual karena tidak mengetahui siapa yang melakukan,” terang Haryanto.

Di hadapan polisi, Sugino mengaku khilaf telah menendang perut TW. Diakuinya, tindakan kasar terhadap TW itu dilakukan karena dia masih dalam pengaruh minuman keras.
”Saat itu situasinya tidak terkendali. Saya melakukan itu [penganiayaan] dalam keadaan mabuk,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya