SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendekar pencak silat. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SRAGEN – Kalangan aktivis peduli perempuan dan anak di Sragen mengecam keras dua oknum pelatih silat yang tega melakukan pelecehan seksual kepada murid mereka.

Ketua Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (APPS), Sugiarsi, berharap dua kasus pencabulan yang dilakukan pelatih silat di Sragen terhadap murid itu bisa diproses hukum.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dalam hal ini, Sugiarsi mendesak polisi menghukum kedua pelaku dengan hukuman berat. Pasalnya, tindakan cabul tersebut telah memengaruhi psikologi anak.

5 Bansos Covid-19 untuk Masyarakat Berlanjut di 2021, Ini Daftarnya

Dia menegaskan kasus dugaan pencabulan tersebut tetap akan diproses hukum oleh penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sragen. Dia membantah klaim dari kubu Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang menyebut penyidikan perkara tersebut bakal dihentikan setelah laporan dari korban dicabut.

“Sedih saya karena korban tidak dapat keadilan. Tapi, saya percaya sama Polres Sragen. Saya sudah 16 tahun punya pengalaman menangani perkara kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Selama ini APPS sangat kompak dan solid dengan PPA Polres Sragen,” terang Sugiarsi.

Keadilan

Sugiarsi mengaku sudah mendampingi 230 perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan, baik fisik maupun seksual. Dalam 230 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak itu, kata Sugiarsi, Polres Sragen selalu mampu menuntaskan perkara itu.

“Kalau korbannya mau dibayar Rp1 miliar pun, laporan itu tidak bisa dicabut jika sudah masuk ranah hukum. Selama ini saya sudah mendampingi 82 kasus pencabulan, 143 kasus persetubuhan, enam kasus trafficking dan dua kasus pornografi. Semua kasus itu bisa diselesaikan PPA hingga tuntas,” papar Sugiarsi.

Muncul Klaster Ponpes, Salatiga Tambah 109 Kasus Covid-19 dalam Sehari

Senada disampaikan Ketua Yayasan Lentera Bangsa Indonesia (YLBI) Sragen, Sunardi. Lembaga sosial yang belakangan sibuk merehabilitasi sejumlah anak mantan pengguna narkoba, alkohol, psikotropika dan zat adiktif (napza) di Bumi Sukowati itu juga mengecam perlakuan tidak manusiawi yang dilakukan dua oknum pelatih silat di Sragen kepada para siswi.

Ia merasa sedih mengapa kasus pencabulan yang dilakukan oknum pelatih silat terhadap siswi itu kembali terjadi di Sragen.

“Sebagai langkah untuk mengantisipasi hal itu, perguruan silat tidak boleh asal mengangkat pelatih. Mereka harus diseleksi terlebih dahulu. Seperti di tataran pemerintahan, untuk menjadi pemimpin perlu lulus diklat dan sekolah kepemimpinan dahulu sebelum diberi pekerjaan,” terang Sunardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya