SOLOPOS.COM - Ilustrasi energi listrik (Antara)

Warga Sleman mendominasi jumlah pelanggan yang menggunakan Kwh socket untuk area PLN Sedayu.

Harianjogja.com, SLEMAN- Rencana PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) area Sleman untuk mengganti instansi kilowatt hour (KWH) meter jenis socket dengan KWH meter baru masih belum jelas realisasinya. PLN berkilah, saat ini masih tahap sosialisasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Manager area PLN Sleman Rohadi Widodo mengatakan, tidak semua area yang menggelar program pergantian meteran socket. Menurutnya, pergantian tersebut hanya dilakukan untuk area PLN Sedayu saja. Pergantian KWH meter socket tersebut dinilai penting karena tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). “Kapan realisasi dan jumlah Kwh meter socket yang lebih tahu persis adalah Manajer Rayon Sedayu,” kata Rohadi, Sabtu (11/6).

Menjawab soal itu, Manager PLN Area Sedayu Agus Candra Rully mengatakan, warga Sleman mendominasi jumlah pelanggan yang menggunakan Kwh socket untuk area PLN Sedayu. Saat ini, katanya, jumlah pelanggan di area PLN Sedayu mencapai 7.094 pelanggan. “Untuk pelanggan dari Sleman 6.954 pelanggan dan Bantul 140 pelanggan,” jelasnya.

Menurutnya, pengantian meteran tersebut diatur dalam peraturan menteri ESDM No.31/2014 tentang tenaga listrik. Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk pengantian meteran tersebut. “Sosialisasi ini penting karena banyak pelanggan yang masih belum memahami kondisi tersebut. Di lapangan sering terjadi kesalahpahaman terkait ini,” katanya.

Salah satu kesalahpahaman yang muncul, kata Agus, pelanggan merasa PLN akan mengganti meteran yang rusak dengan daya yang lebih kecil. Mereka juga kawatir dikenakan tambahan biaya tambah daya dan uang jaminan langganan (UJL). Pihaknya tidak akan buru-buru memutuskan kapan pergantian meteran socket termasuk mekanismenya. Apakah pelanggan dikenalan biaya tambahan atau gratis. “Masalah mekanisme pergantian masih dalam tahap perencanaan. Untuk hal itu silahkan hubungi PLN Area Jogja,” katanya.

Sayangnya, Humas PLN Area Jogja Kardiman belum dapat memastikan kapan realisasi dari pergantian meteran socket tersebut. “Itu kewenangan masing-masing manager area,” kata Kardiman. Sekadar diketahui, metereran socket dinilai sering menimbulkan kebakaran. Pasalnya, secara teknis Kwh meter socket tidak dilengkapi dengan alat pembatas dan pengamanan, terutama tentang pemutus tenaga mini, baik di gedung maupun rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya