SOLOPOS.COM - Pengemudi bus melintasi rintangan saat penutupan pelatihan pembentukan karakter atau character building di Komando Pendidikan dan Latihan Tempur (Dodiklatpur) Rindam IV/Diponegoro, Glodogan, Klaten Selatan, Kamis (5/11/2015). Sebanyak 80 pengemudi bus mengikuti pelatihan itu selama empat hari. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Pelatihan sopir bus ala militer dilaksanakan di Klaten selama empat hari.

Solopos.com, KLATEN – Puluhan pengemudi bus dari 24 perusahaan otobus (PO) mengikuti pelatihan pembentukan karakter atau character building di Komando Pendidikan dan Latihan Tempur (Dodiklatpur) Rindam IV/Diponegoro, Glodogan, Klaten Selatan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pelatihan digelar selama empat hari yakni Senin-Kamis (2-5/11/2015). Dalam pelatihan ala militer itu, ada 80 pengemudi bus dari berbagai daerah.

Para pengemudi berasal dari para pengusaha yang tergabung dalam Ikatan Perusahaan Otobus Muda Indonesia (IPOMI). Para peserta di antaranya mendapat latihan bela negara, wawasan kebangsaan, kerja sama permainan militer, panjat tebing, internalisasi kewajiban pengemudi, hingga penanganan pertolongan pertama pada kecelakaan dan motivasi.

Ketua DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda), Adrianto Djokosoetono, mengatakan kegiatan itu difokuskan pada pembentukan karakter.

“Karakter itu sangat dibutuhkan. Seperti yang anda tahu, di jalan itu kondisinya sangat keras. Sehingga, pembentukan karakter yang kuat itu diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan keamanan penumpang serta seluruh pengguna jalan,” kata dia saat ditemui seusai penutupan pelatihan di Dodiklatpur, Kamis.

Adriyanto mengatakan kegiatan itu saat ini masih difokuskan pada para pengemudi bus. Tak menutup kemungkinan, kedepan para pengemudi angkutan kota hingga angkutan barang mengikuti pelatihan tersebut.

Ketua Umum IPOMI, Kurnia Lestari Adnan, mengatakan para peserta berasal dari 24 PO yang tersebar di seluruh Indonesia. Kegiatan itu sudah menjadi agenda rutin IPOMI dan kali ini sudah memasuki penyelenggaraan kali keenam. Ditargetkan, ada 1.000 pengemudi bus yang mengikuti pelatihan itu.

“Kami mencoba pendekatan baru yang belum ada pelatihan pengemudi lembaga lain. Kami menyentuh pengemudi secara mental. Diharapkan para pengemudi bisa memberikan pelayanan yang profesional,” ungkap dia.

Sementara itu, salah satu peserta, Samsul Maarif, mengaku baru kali pertama mengikuti pelatihan meski sudah menjadi pengemudi bus selama 16 tahun.

“Setelah ini jadi merasa lebih bertanggung jawab terhadap sopir. Memang semi militer, tetapi justru menyenangkan. Yang paling berkesan itu saat mengikuti cakra malam. Kami diminta berjalan mengikuti anak panah saat malam hingga masuk ke kuburan. Saat itu, tahu-tahu dari panitia sudah mempersiapkan semacam pocongan,” jelas pengemudi asal Tengaran, Salatiga itu.

Pengemudi lainnya, Parkini, juga mengaku baru kali pertama mengikuti pelatihan pembentukan karakter.

“Kalau dari kegiatan ini yang paling berkesan itu saat melihat para sopir sampai menangis,” jelas pengemudi asal Jakarta itu.

Parkini mengaku pernah melakukan pelanggaran tata tertib lalu lintas. “Namanya pengemudi ya pernah. Apalagi saat macet itu pernah menerobos traffic light,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya