SOLOPOS.COM - Ilustrasi belajar menulis buku (istimewa)

Pelatihan guru digelar di Magelang dalam bentuk lokakarya penulisan cerita pendek.

Kanalsemarang.com, MAGELANG-Sekitar 30 guru SMP dan SMA di Kota Magelang dan sekitarnya mengikuti lokakarya penulisan cerita pendek dengan narasumber sastrawan yang juga petinggi Dewan Kesenian Jawa Tengah Triyanto Triwikromo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ternyata peminat lokakarya ini cukup banyak, tidak hanya guru-guru di Kota Magelang, tetapi juga beberapa daerah di sekitarnya,” kata Koordinator Hubungan Masyarakat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGPM) Bahasa Indonesia Kota Magelang Wicahyanti Rejeki di sela kegiatan tersebut di Ruang Cinnamon 1 Hotel Atria Kota Magelang di Magelang, Sabtu (6/6/2015).

Apalagi, pihaknya sebagai penyelenggara kegiatan tersebut merencanakan penerbitan cerpen karya-karya mereka sebagai hasil lokakarya itu, menjadi buku antologi cerpen guru.

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia Kota Magelang rencananya menerbitkan antologi tersebut pada Agustus mendatang.

Ia menjelaskan tentang manfaat lokakarya penulisan cerpen guru tersebut, yang terutama untuk mendorong para siswa gemar membuat karya tulis berlanggam sastra.

Lokakarya tersebut, katanya, menjadi salah satu program penting MGMP Bahasa Indonesia Kota Magelang dengan membuka luas kesempatan kepada guru di luar daerah tersebut untuk mengikutinya.

“Supaya mereka menjadi teladan bagi siswa-siswa di sekolah masing-masing,” kata Wicahyanti yang juga guru Bahasa Indonesia di SMP Kristen I Kota Magelang, Jawa Tengah dan salah satu pendiri kelompok penyair Forum Kilometer Nol (FKN) Borobudur Kabupaten Magelang itu.

Ia menjelaskan tentang materi yang diberikan dalam lokakarya tersebut, antara lain karakter dengan penguatannya, penokohan, penciptaan konflik dalam cerita, penjelasan latar belakang cerita.

“Setiap peserta diwajibkan menghasilkan karya cerpen yang kemudian akan dibukukan dalam antologi cerpen,” katanya.

Ia mengemukakan tentang sejumlah kesulitan guru selama ini dalam menulis cerpen.

“Umumnya karena belum membiasakan diri menulis sastra. Ibarat orang bercerita dengan lancar, hal itu kemudian dibiasakan dengan menuangkan dalam bentuk karya cerpen. Jadi tinggal mengolah menjadi tulisan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya