SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA-Jabatan memang identik dengan kekuasaan. Namun seorang pemimpin hendaknya tidak menggunakan kekuasaan tersebut secara berlebihan. Pempimpin yang baik membuat perubahan ke arah positif, rendah hati, serta memberdayakan orang-orang yang dipimpinnya.

Menurut Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof. FX Sugiyanto, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat menyinkronkan tujuan organisasi dengan tujuan individu. Ia juga mampu mengubah kekuasaan yang dimiliki dengan kekuasaan yang melayani.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sebab, kepemimpinan apapun bentuknya tetap bekerja sama dengan orang lain,” kata Sugiyanto di sela-sela pengukuhan dirinya sebagai guru besar UNY ke 123 di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, Senin (18/11/2013).

Dia menegaskan, pemimpin yang diidamkan adalah pemimpin yang berkarakter, memiliki sifat jujur, melihat jauh ke depan, memberi inspirasi, cakap, disiplin, sportif, persatuan, saling menghargai, dan memiliki dimensi ketuhanan. “Pemimpin sejati akan memberdayakan orang-orang yang dipimpinnya untuk menjadi pemimpin yang lebih baik di masa depan,” kata pakar pendidikan kepelatihan olahraga UNY itu.

Menurut dia, pembina, pelatih, dan guru pendidikan jasmani sebagai pemimpin bertugas membentuk karakter siswa dan atlet. Mereka memberikan pembinaan melalui aktivitasnya masing-masing agar dapat mengembangkan karakter yang baik yang berlaku secara universal kepada anak didiknya.

“Mengajar dapat membentuk karakter dan meningkatkan kebugaran baik fisik maupun mental agar mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dalam cabang olahraga,” katanya.

Selain itu, pengembangan karakter juga membentuk kematangan mental agar siap menghadapi tantangan dan kesulitan yang dihadapi. Lebih dari itu, kematangan mental pada akhirnya akan melahirkan individu-individu yang diharapkan tumbuh menjadi pemimpin di masa depan. “Dengan pengembangan karakter yang baik, pembina dan pelatih olahraga ikut menyemai calon-calon pemimpin Indonesia di masa pada masa mendatang,” katanya.

Kepemimpinan yang berkarakter, lanjutnya, juga bertujuan untuk membentuk fisik yang prima dan menyempurnakan kemampuan teknik untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Tujuan lain adalah untuk mengembangkan strategi dan taktik melalui pengembangan daya pikir, akal, dan siasat demi mencapai kemenangan.

“Seorang pelatih tidak boleh iri hati bila atlet atau anak didiknya menjadi atlet top atau juara dunia. Sebaliknya, pelatih harus melihat itu sebagai seuatu kebanggaan di mana keterampilan dan prestasi anak didik melampaui prestasi pelatihnya,” tuturnya.

Pemimpin olahraga yang baik, sambungnya, ibarat dirigen musik yang bisa menggerakkan seluruh personalnya dalam memadukan perbedaan-perbedaan. Pemimpin olahrega juga harus mampu melakukan harmoni untuk menghasilkan irama yang indah dan syahdu. Manajer, pelatih, dan pembina yang berkecimpung langsung dalam olahraga menganggap bahwa menang dan kalah dalam olahraga adalah suatu yang biasa. “Hal itu merupakan proses atau bagian dalam pembinaan watak atau karakter individu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya