SOLOPOS.COM - Logo SEA Games 2019. (Instagram)

Solopos.com, SOLO – Timnas Indonesia bersiap menghadapi SEA Games 2019 di Filipina yang akan dimulai, Selasa (26/11/2019). Mereka berhasrat merebut gelar juara yang belum pernah didapatkan sejak 28 tahun silam.

Tahun ini anak asuh Indra Sjafri tergabung di grup B bersama, Thailand, Vietnam, Laos, Singapura, dan Brunei Darussalam. Indonesia harus menjadi juara grup atau minimal runner up untuk melaju ke babak semifinal SEA Games 2019.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dukungan untuk tim nasional (timnas) Indonesia mengalir dari berbagai penjuru, termasuk dari Pelatih Persis Solo, Salahudin. Salahudin adalah satu di antara pemain Timnas Indonesia yang menjuarai SEA Games di Manila, Filipina 1991 lalu.

Sejak saat itu, Timnas Indonesia selalu gagal meraih gelar kampiun di level Asia Tenggara tersebut. Salahudin mengatakan para pemain hendaknya bersungguh-sungguh dalam latihan. Mereka juga harus tetap rendah hati, tetapi memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Ekspedisi Mudik 2024

“Tidak ada yang tidak mungkin [untuk meraih juara SEA Games 2019],” ujarnya saat ditemui wartawan, Sabtu (23/11/2019).

Salahudin meminta Evan Dimas dkk. taat aturan dan disiplin. Eks pelatih Persiba Balikpapan itu berharap Timnas Indonesia bisa meraih gelar juara SEA Games 2019.

“Mudah-mudahan Timnas Indonesia bisa bisa juara lagi. Sudah lama [tidak juara]. Sudah hampir 30 tahun nih,” kata dia.

Momen SEA Games kali ini bisa menjadi de javu kejayaan Timnas Indonesia. Saat Indonesia kali terakhir mengangkat piala juara, venue pertandingan juga berada di Filipina.

“Ya kebetulan ini sama-sama di Filipina [dengan saat saya juara],” tambah Salahudin.

Meski demikian, Salahudin menilai situasi saat ini jauh lebih nyaman dibanding pada zaman dirinya menjadi pemain timnas. Ia menceritakan, saat pembukaan SEA Games 1991, banyak tentara siap membawa senjata di atap-atap bangunan.

“Sekarang sudah aman. Pemain jaga kondisi saja. Dan jangan lupa, di sana godaan banyak,” tuturnya tanpa menjelaskan godaan yang dimaksud.

Lebih lanjut, Salahudin menceritakan pengalamannya saat berada di Timnas Indonesia untuk SEA Games 1991. Menurutnya, sosok pelatih Anatoli Polosin mempunyai metode latihan keras, khususnya dalam latihan fisik.

Walau begitu, latihan berat itu benar-benar dirasakan manfaatnya oleh para pemain karena fisik yang kuat menjadi fondasi permainan tim.

“Ya memang harus dalam zona susah dulu, kemudian akan mudah di zona nyaman. Kalau metode latihan enak sekali ya sulit untuk bersaing. Jika mental bagus tidak mudah mengeluh, latihan mau model seperti apa tidak masalah, yang akhirnya punya fisik prima,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya