SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JOGJA</strong> — Sejumlah warga Dusun Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, mengintimidasi pelari lomba <em>Lets Run With Physiotherapy Be Better &amp; Healthy</em> yang diselenggarakan oleh Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Selasa (1/5/2018). Bahkan <a href="http://viral.solopos.com/read/20180506/486/914649/video-viral-pakai-hotpants-pelari-wanita-dipersekusi-warga-sleman" target="_blank">video intimidasi</a> warga terhadap pelari wanita yang mengenakan celana pendek (<em>hotpants</em>) menjadi viral.</p><p>Sejumlah pelari dihentikan warga karena dinilai tidak sopan dalam berpakaian. Bahkan pelari perempuan dipukul salah satu warga di bagian sensitif.</p><p>Menanggapi hal ini, Ketua Milad ke-27 sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Unisa, Ruhiyana, mengatakan prosedur lomba baik rute maupun pakaian yang dikenakan pelari sudah sesuai standar atlet profesional, tetap sopan, dan nyaman.</p><p>Ruhiyana menegaskan acara yang digelar sesuai dengan prosedur yang ada serta merupakan bagian dari kerja sama dengan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) DIY.</p><p>Ruhiyana, ketika ditemui wartawan, Sabtu (5/5/2018), mengakui adanya insiden antara peserta lari dan warga Dusun Mlangi. Insiden tersebut telah diselesaikan. Dalam lomba lari itu terdapat bermacam kategori, mulai dari umum, profesional, TNI/Polri, dan citivas akademika kampus itu.</p><p>Saat sejumlah peserta sampai di kilometer 2, terjadi peristiwa <a href="http://news.solopos.com/read/20180504/496/914404/buntut-persekusi-sandiaga-uno-kegiatan-politik-di-cfd-akan-digaruk" target="_blank">persekusi</a> yang dialami oleh kelompok pelari. Beberapa warga menghentikan, mengintimidasi, bahkan memukul bagian sensitif peserta lari wanita karena dianggap berpakaian tidak sopan.</p><p>Sejumlah peserta lari laki-laki yang berusaha membela, juga mendapatkan perlakuan yang sama. "Tindakan itu sebagai peringatan. Warga menilai peserta memakai pakaian tidak layak, hotpants. Tapi itu tindakan pemukulan juga tidak benar," kata Ruhiyana saat ditemui wartawan, Sabtu (5/5/2018).</p><p>Setelah kejadian tersebut, sejumlah pelari yang menjadi korban memilih tidak menyelesaikan lomba. Panitia lomba yang menerima laporan langsung meminta klarifikasi ke dusun setempat. "Persoalan ini sudah dianggap selesai. Pada Jumat [4/5/2018] kami sudah bertemu tokoh di Mlangi. Sudah dibicarakan dan sebenarnya tidak perlu terjadi," kata dia.</p><p>Pasca kejadian <a href="http://viral.solopos.com/read/20180503/486/914166/viral-ceramah-panas-gus-nur-di-solo-sebut-haram-pilih-jokowi" target="_blank">viral</a> itu, Camat Gamping, Abu Bakar mengimbau agar penyelenggara acara menghormati aturan lokal setempat. Terlebih menurutnya, Mlangi merupakan pusat pesantren, banyak santri yang belajar. Selain wilayah Mlangi, daerah Pundung, Cambahan, dan Nogotirto, disebut sebagai daerah santri.</p><p>"Panitia tidak paham. Tidak menghormati aturan lokal di Mlangi. Hormati aturan lokal, wilayah banyak pesantrennya orang harus berpakaian yang sopan dan menutup aurat. Kami kalau di Bali saja menghormati bila ada tulisan terkait dengan berpakaian yang sopan," kata dia.</p><p><strong>&nbsp;</strong></p><p><iframe style="border: none; overflow: hidden;" src="https://www.facebook.com/plugins/video.php?href=https%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2Fbudzkay%2Fvideos%2F10216363192095220%2F&amp;show_text=0&amp;width=261" frameborder="0" scrolling="no" width="261" height="476"></iframe></p><p>&nbsp;</p>

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya