SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyegelan tower oprator telepon seluler. (Solopos-Dok.)

Solopos.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Indosat Tbk., dan PT XL Axiata Tbk. mencatatkan pertumbuhan pelanggan yang pesat secara kuartal. Lonjakan jumlah pelanggan operator telepon seluler itu malah memicu kekhawatiran di kalangan pengamat telekomunikasi.

Ketua Bidang Infrastruktur Broadband Nasional Masyarakat Telematika Indonesia, Nonot Harsono, menilai pertumbuhan jumlah pelanggan operator telepon seluler pada kuartal III/2020 tidak terlepas dari kegiatan bagi-bagi kartu perdana untuk program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Mastel justru mengkhawatirkan fenomena tersebut.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Kartu perdana itu kan dibagikan kepada pelanggan aktif [operator], bukan sebagai pelanggan baru,” kata Nonot kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) sebagaimana dipublikasikan Minggu (8/11/2020).

Peluang Bisnis: Cuci Mobil Waterless Bisa Untung Rp25 Juta/Bulan

Dia mengemukakan dengan memberikan kartu kepada pelanggan aktif, maka satu pelanggan operator telepon seluler akan memiliki dua nomor. Padahal yang digunakan atau rutin diisi ulang hanya satu nomor.

Alhasil, meskipun mengalami pertumbuhan signifikan pada kuartal III/2020, secara rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) operator seluler stagnan atau turun, karena jumlah pembagi total pendapatan makin besar. Bukan itu saja, Nonot juga khawatir kegiatan bagi-bagi kartu tersebut akan menjurus pada kinerja negatif operator seluler pada kuartal IV/2020 atau ketika program PJJ dihentikan.

Pendapatan per Pengguna

Saat itu, pelanggan operator telepon seluler bakal dihadapkan pada dua pilihan, yakni kehilangan banyak pelanggan atau melakukan kegiatan serupa kembali—bagi-bagi kartu perdana—yang menyebabkan ARPU perseroan makin merosot. “Operator akan bagi-bagi kartu lagi menutupi jejak yang ini. Kalau itu dilakukan, operator makin berat lagi,” kata Nonot.

Tandu Wanita Hamil di Jalanan Rusak, Pria Desa Digiring ke Kantor 

Jika melihat ARPU tiga operator besar, secara kuartal memang ketiganya mengalami penurunan ARPU.  Pada kuartal III/2020, ARPU yang dibukukan Indosat senilai Rp32.300, turun 2,5% dibandingkan dengan kuartal II/2020 yang nilainya Rp33.200.

ARPU PT XL Axiata Tbk. secara keseluruhan—prabayar, pascabayar, dan gabungan—menurun, masing-masing sekitar Rp1.000. Untuk ARPU prabayar pada kuartal III/2020 senilai Rp35.000, ARPU pascabayar Rp110.000, dan ARPU gabungan Rp36.000.

Sementara itu, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mencatatkan ARPU senilai Rp44.000 para kuartal III/2020, turun 3,5% atau sekitar Rp1.000 dibandingkan dengan kuartal II/2020.

Lebih Mudah Temukan Jodoh Seiman dengan Platform Kencan Online

Nonot menambahkan selain operator merugi karena ARPU turun, juga kemungkinan pelanggan yang mendapat kartu perdana gratis untuk bertahan menggunakan kartu tersebut sangat kecil.

Dengan fitur dual sim card yang terdapat pada ponsel pintar. Biasanya, masyarakat hanya menggunakan satu slot untuk nomor aslinya.

Slot lain digunakan khusus untuk layanan data atau paket murah. “ARPU turun itu ada dua kemungkikan yaitu, harga satuannya ‘dibanting’ atau kartu sim yang diklaim sebagai pelanggan baru itu tidak produktif,” kata Nonot.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya