SOLOPOS.COM - Elpiji nonsubsidi. (Antara)

Solopos.com, BOYOLALI — Kenaikan harga elpiji nonsubsidi mulai Minggu (27/2/2022) memicu keluhan dri sejumlah pemilik pangkalan elpiji di Kabupaten Boyolali. Mereka menyatakan kesulitan menjual elpiji nonsubsidi setelah harganya dinaikkan.

Istri dari pemilik pangkalan elpiji di Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali, Bambang Sudarmono, mengaku kesulitan menjual gas nonsubsidi kepada pelanggannya. Dia mengaku setelah kenaikan harga tiga hari lalu, pelanggan banyak yang mengurungkan niat membeli elpiji nonsubsidi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Banyak yang mau beli, pas tahu harganya langsung nggak jadi. Mungkin pada belum tahu harga terbarunya ya, jadi masih pada syok kalau dikasih harga,” terang wanita yang enggan disebutkan namanya itu saat dijumpai Solopos.com di tokonya, Rabu (2/3/2022). Dia mengaku belum berencana menambah stok elpiji nonsubsidi karena konsumen masih merasa keberatan dengan harga terbaru.

Baca juga: Harga Naik, Elpiji Nonsubsidi di Wonogiri Sepi Pembeli

Lebih lanjut, dia menjelaskan stok elpiji bersubsidi atau 3 kg masih aman dan terpantau lancar penjualannya. Masyarakat, lanjut dia, juga tidak ada yang komplain karena ketersediaan stok dan harga elpiji melon dirasa stabil.

Dijumpai terpisah, pemilik pangkalan elpiji di Ngesrep, Ngemplak, Boyolali, Burhan Arifin, 50, mengaku pasokan gas elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kg dan 12 kg terlambat. “Pasokane [elpiji nonsubsidi] juga telat ini, pembelinya juga berkurang akeh [banyak],” kata Burhan.

Belum Ada Pelanggan Berpindah

Burhan menambahkan dirinya memasok elpiji dari pihak kedua, bukan dari Pertamina langsung. Terkait penjualan elpiji subsidi 3 kg, menurutnya masih lancar. Dia mengaku mendapat jatah 25 tabung elpiji melon dan akan habis terjual dalam waktu dua hari.

Baca juga: Harga Elpiji Naik, Pengusaha Roti Klaten Hitung Ulang Biaya Produksi

Menurut Burhan, sejauh ini belum ada pelanggan yang ingin berpindah ke elpiji 3 kg karena kenaikan harga elpiji nonsubsidi. “Belum ada [yang ingin berpindah ke elpiji 3 kg], kan sini [pangkalan] hanya yang sudah langganan,” kata Burhan.

Sebagai informasi, PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga mulai Minggu (27/2/2022) menaikkan harga elpiji nonsubsidi untuk menyesuaikan dengan harga minyak dan gas bumi di pasar global.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan kebijakan harga baru itu berlaku untuk seluruh produk elpiji nonsubsidi pada 27 Februari 2022. “Penyesuaian ini dilakukan mengikuti perkembangan terkini dari industri besar minyak dan gas,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, yang dikutip Antara, Minggu.

Baca juga: Petani Wortel Boyolali Curhat Harga Panenan Rendah, Minta Ada Solusi

Irto menjelaskan harga kontrak Aramco (CPA) mencapai 775 dolar AS per metrik ton atau naik sekitar 21 persen dari harga rata-rata CPA sepanjang tahun lalu. Dengan adanya penyesuaian tersebut, maka harga elpiji nonsubsidi yang berlaku saat ini Rp15.500 per kilogram. Harga itu diklaim masih kompetitif dibandingkan harga elpiji di berbagai negara di Asia Tenggara.

Irto menyampaikan harga elpiji subsidi ukuran tiga kilogram tidak ada perubahan. Saat ini, porsi konsumsi elpiji tiga kilogram mencapai 93 persen dari keseluruhan konsumen elpiji Pertamina. Harga elpiji tiga kilogram tetap mengacu kepada harga eceran tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya