SOLOPOS.COM - Idha Sulistyowati,pemilik usaha Jewel Ethnic Wear (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Penyelenggaraan UMKM Virtual Expo yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo dengan Solopos, disambut baik pelaku usaha kecil di Soloraya.

Menurut peserta UMKM Virtual Expo, Idha Sulistyowati, dirinya merasa beruntung masuk 25 besar dalam kegiatan tersebut. Karena banyak ilmu yang didapatkan dari yang diselenggarakan Bank Indonesia dan Solopos.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan mengenai marketing. Materi yang diberikan dalam UMKM Virtual Expo membuat saya lebih paham tentang bisnis. Bahkan sudah saya terapkan, seperti mengelola Instagram dan pembukuan,” ujar Idha pemilik usaha Jewel Ethnic Wear kepada Solopos.com.

Memang belum semuanya menunjukan hasil yang signifikan. Namun, lanjut Idha ada peningkatan penjualan baju batik dan kebaya anak melalui Instagram. Untuk itu ia kini sedang belajar untuk pemasaran di e-commerce.

“Saya berterima kasih kepada Bank Indonesia dan Solopos yang sudah memberikan fasilitas cukup baik bagi kami.  UMKM Expo Virtual ini sangat membantu dalam menjalankan usaha dan memperlebar pangsa pasar kami,” tambah Idha.

Dorong UMKM Tembus Pasar Global, JNE Solo Tekankan Inovasi Packaging

Idha mengawali bisnis baju batik dan kebaya anak-anak berbahan kain tradisional dengan brand Jewel Ethnic Wear (Jwe) pada 2016. Ia mengaku bisnis bermula ketika sulit mencari baju batik dan kebaya anak.

“Iseng-iseng buat kebaya sendiri untuk anak saya dan diposting. Ternyata feedback-nya bagus dan banyak yang berminat. Akhirnya saya buat toko online di Facebook dan Shopee. Akhirnya 2018 saya fokus dan menekuni usaha ini,” jelasnya.

Kini Idha juga merambah Instagram, dengan sasaran konsumen kalangan menengah ke atas. Hal ini mengingat bahan yang digunakan berkualitas dan jahitan rumahan. Kini kebaya anak buatan Idha sudah sampai Malaysia sejak 2019.

“Saya berharap anak-anak Indonesia menyukai kain adat-kain tradisional Indonesia dan mnjadi perhiasan kebanggan mereka di manapun berada. Sesuai slogan kami, the true jewelry is ethnic clothes,” imbuhnya.

Rumah Rajut Cinta

Anna Nur Istiqomah pemilik Rumah Rajut Cinta (Istimewa)

Peserta UMKM Virtual Expo lainnya, Anna Nur Istiqomah, pemilik Rumah Rajut Cinta mengaku sangat terkesan dengan kegiatan tersebut. Berharap semua ilmu yang sudah didapatkan bisa dipraktekan dan dikembangkan untuk kemajuan UMKM.

“Selama mengikuti kegiatan ini saya banyak menerima informasi, motivasi, tentu saja teman-teman pelaku UMKM. Terima kasih Bank Indonesia Solo, Solopos, Blibli, dan JNE,” ujar Anna.

Tak Dapat Izin, Pasar Tambak Sragen Tetap Diramaikan Pedagang & Pengunjung

Rumah Rajut Cinta mulai dirintis Anna sejak Juli 2019 dengan fokus pada souvenir dari rajutan. Seperti gantungan kunci, bros, dompet, tas, tempat tisu, sarung botol minum, boneka, peci, dan lainnya.

“Semuanya dilakukan secara manual sehingga untuk pemesanan diberlakukan sistem pre-order minimal 1-2 pekan sebelumnya (partai kecil). Sedang partai besar harus beberapa bulan sebelumnya,” kata Anna.

Untuk pangsa pasarnya, Anna mengaku semua kalangan, namun fokusnya remaja. Karena ketika pertama kali dirintis, Rumah Rajut Cinta menghasilkan produk berupa dompet dan tas rajut untuk kalangan remaja.

Mezzaluna Jamur

Ferry Hainratmoko pemilik usaha Mezzaluna Jamur (Istimewa)

Ferry Hainratmoko pemilik Mezzaluna Jamur, peserta UMKM Virtual Expo mengatakan dengan mengikuti kegiatan tersebut dirinya kini paham jualan online. Juga menambah wawasan berbisnis dan permodalan.

“Selama ini jualannya kan offline. Setelah paham tentang jualan online kita ingin menunjukan ke kalangan muda bahwa bertani jamur itu menyenangkan. Hasilnya cukup lumayan,” ujar Ferry.

Kisah Arrohma, Difabel Pendaki Gunung Taklukkan Prau hingga Lawu

Mezzaluna Jamur, usaha budidaya jamur dirinits Ferry sejak 2013. Awalnya media tanam atau baglog masih beli dari orang lain. Setahun kemudian mulai membikin sendiri dan sampai sekarang fokus jualan baglog ataumedia tanam jamur tersebut.

“Baglog tersebut sudah sekalian bibitnya. Jadi itu sudah siap tumbuh dan produksi,” jelas Ferry.

Berharap Ada Kelanjutan

Ketiga pelaku usaha tersebut berharap UMKM Virtual Expo ada kelanjutannya. Sehingga mereka bisa semakin baik dalam menjalani bisnis. Baik secara offline maupun online.

“Jika ada program lanjutan, saya ingin ada pelatihan spesifik misal tentang foto produk, branding, dan detail tentang media sosial. Saya pasti ikut lagi,” ujar Idha Sulistyowati.

Kementerian PUPR Siapkan Dana 4 Triliun Untuk Program Bedah Rumah di 499 Kabupaten/Kota



Menurut Anna Nur Istiqomah, karena saat ini masih pandemi, sebaiknya tidak hanya UMKM Expo Virtual. Namun, ada UMKM Expo nyata di tempat terbuka sehingga masyarakat tahu produk UMKM.

“Selain itu berharap ada pendampingan dari berbagai pihak terutama Bank Indonesia Solo dan Solopos dalam membranding usaha kami agar semakin maju,” kata Anna.

Bagi Ferry Hainratmoko, UMKM Expo Virtual semoga ada kelanjutan dalam akses permodalan. Karena itu juga sangat dibutuhkan pelaku UMKM. “Selain itu ada kemudahan pengurusan HAKI, di samping pelatihan foto produk dan kemasan menarik,” imbuh Ferry.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya