SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Solopos.com)–Para pelaku usaha kecil dan menengah bidang konveksi di Desa Banaran, Kalijambe, menjerit akibat serbuan barang impor. Â Sebagian dari mereka sudah tak mampu berproduksi sendiri, bahkan beberapa terancam kolaps karena kalah pasaran.

Sekitar empat tahun belakangan ini, para pelaku usaha kecil dan menengah bidang konveksi di desa yang dikenal sebagai pusatnya konveksi di Sragen itu, sudah berhenti berproduksi dan hanya menawarkan jasa. Menurut beberapa pelaku usaha itu, serbuan produk dari luar negeri yang memberikan penawaran lebih murah menjadi salah satu ancaman usaha mereka. Misalnya yang dialami salah seorang pemilik usaha konveksi, Dwi Kurniawan. Usaha konveksi yang dirintis keluarganya kini terpaksa harus mundur teratur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal seperti yang dikatakan Dwi, sekitar lima tahun lalu, usaha konveksi keluarganya menjadi salah satu yang terbesar di wilayah Kalijambe. Produksi per harinya bisa mencapai 50 kodi-100 kodi, dengan total karyawan berjumlah 50 penjahit. Pemasarannya pun tak main-main, meski dalam skala usaha kecil menengah, sudah bisa mengekspor hingga ke Malaysia dan beberapa kota besar di Indonesia, seperti Bali, Bandung, Kalimantan, Sumatera dan lainnya.

Ekspedisi Mudik 2024

“Sejak beberapa tahun terakhir, usaha kami benar-benar kolaps. Kalau tidak ada pesanan, kami tak berani berproduksi. Karyawan pun tinggal empat orang. Mau nekat berproduksi untuk dijual sendiri jelas sudah tak mampu karena kalah pasaran dengan barang-barang luar negeri yang lebih murah. Kalau nekat malah bisa jadi stres,”tuturnya, saat ditemui wartawan, di tempat tinggalnya, di Desa Banaran.

Berdasarkan pengamatan Solopos.com, beberapa alat jahit, obras dan lainnya milik Dwi dan keluarganya juga hanya dibiarkan mangkrak karena berhentinya berproduksi. Keluhan sama juga dirasakan Ny Widodo. Sejak empat tahun terakhir produksinya menurun lebih dari 70%. Sebelumnya ia bisa menghasilkan 70 kodi/per hari dengan jumlah karyawan 50-an orang. Saat ini karyawannya pun tinggal sembilan orang.

(m97)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya