SOLOPOS.COM - Pemilik usaha Kaus Soekohardjo Merch (SM), Pratiknyo, memamerkan produknya saat Gelar Produk Unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Sukoharjo di Hartono Mall, Solo Baru, Senin (12/6/2017). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Seorang pelaku usaha berusaha mempromosikan Sukoharjo ke dunia luar lewat produk kaus oblongnya.

Solopos.com, SUKOHARJO — Puluhan kaus oblong berwarna-warni dipajang di rak gantungan baju terbuat dari kayu di Hartono Mall, Solo Baru, Sukoharjo, Senin (12/6/2017). Dua boneka manekin memakai kaus warna merah marun dan biru langit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sablon kaus oblong itu beraneka ragam gambar dan tulisan yang merepresentasikan ikon dan produk asli Sukoharjo. Kaus oblong dengan beragam model itu diproduksi Soekohardjo Merch (SM) dan menjadi cinderamata khas Kabupaten Jamu.

Pemilik usaha kaus SM turut memamerkan produknya dalam Gelar Produk Unggulan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sukoharjo di Hartono Mall. Pameran produk unggulan ini diselenggarakan Balai Pengembanganan Produktivitas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Sukoharjo.

Soekohardjo Merch merupakan satu-satunya produk kaus yang mengenalkan berbagai ikon di Sukoharjo seperti Tugu Adipura dan Patung Jamu. “Saya memproduksi kaus SM sejak 2015 lalu. Ikon Sukoharjo menjadi point of interest sekaligus mengenalkan produk unggulan asli Sukoharjo,” kata owner SM, Pratiknyo, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin.

Ketua Komunitas Seni dan Budaya Sukoharjo (KSBS) ini membeberkan konsep produksi kaus SM tak berbeda jauh dengan kaus Dagadu di Jogja atau Joger di Bali. Kedua kaus yang kerap diburu para pelancong itu juga mengenalkan ikon daerahnya masing-masing.

Bedanya, kaus SM lebih menitikberatkan pada kualitas bahan dan sablon gambar. Hal ini juga memengaruhi harga kaus SM yang dibanderol Rp100.000/potong. “Ada berbagai jenis sablon kaus SM seperti flocking atau beludru. Di Solo, belum ada produk serupa yang mempromosikan berbagai potensi lokal Kota Bengawan. Rata-rata penjualan dalam sebulan sekitar 60 potong,” papar dia.

Mayoritas pembeli kaus SM merupakan masyarakat Sukoharjo yang merantau ke luar daerah. Mereka memesan kaus SM saat pulang ke kampug halaman. Sebagian pembeli dari luar Jawa memesan kaus secara online.

“Saya sering mengirim pesanan kaus ke Papua atau Kalimantan. Mereka merupakan warga asli Sukoharjo yang merantau ke luar daerah selama puluhan tahun,” tutur dia.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Komoditas Industri Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Sukoharjo, Sri Murtini, mengatakan ada 25 stan yang memamerkan berbagai produk unggulan seperti kerajinan rotan, kaca, gitar, hingga batik tulis. Event itu bakal digelar selama tiga hari, Senin-Rabu (12-14/6/2017).

Sri mengungkapkan potensi produk unggulan harus dipromosikan agar dikenal masyarakat sehingga bisa bersaing dengan produk sejenis. Selama ini, Sri telah menggandeng perguruan tinggi (PT) untuk mendampingi para pelaku UMKM baik saat produksi maupun pemasaran. “Ada dua PT yang mendampingi para pelaku UMKM yakni Universitas Setia Budi Solo dan Akademi Teknik Warga Sukoharjo,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya