SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BANDUNG — Pelaku pembuat hoaks anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Bandung meninggal diracun berasal dari Jawa Tengah (Jateng).

“Perkembangan diduga pelaku (penyebar hoaks KPPS meninggal diracun) domisili di Jawa Tengah,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko saat ditemui di Kantor KPU Jabar, Kota Bandung, Minggu (12/5/2019) sebagaimana dikutip Detik.com.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mengatakan saat ini Polrestabes Bandung dibantu Ditreskrimsus Polda Jabar tengah mengusut kasus ini. “Kita juga akan berkoordinasi dengan Polda Jawa Tengah,” ucapnya.

Menurutnya proses penyelidikan membutuhkan waktu cukup panjang. Sebab pihaknya harus memastikan pelaku penyebar hoaks apakah pembuat atau hanya menersukan informasi yang ada di media sosial.

“Untuk mendalami dan melihatnya apakah ini akun (yang menyebarkan hoaks) itu meng-create (membuat) langsung atau hanya meneruskan tentu ini butuh penyelidikan dan waktu,” ujarnya.

Sementara itu Ketua KPU Kota Bandung Suharti memastikan meninggalnya anggota KPPS Kebon Jayanti, Kota Bandung akibat racun tidak benar. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

“Anggota KPPS Kebon Jayani disebutkan dalam tubuhnya ada cairan kimia itu berita yang tidak benar dan sudah kita klarifikasi ke pihak keluarga dan rumah sakit yang merawat,” ucapnya.

Suharti menyayangkan beredarnya berita bohong terkait meninggalnya petugas KPPS. Dia berharap masyarakat dan pihak terkait bisa lebih bijak dalam menyerap informasi terutama di media sosial.

Saat ini, kata Suharti, ada 11 anggota KPPS yang meninggal dunia. Selain itu ada 98 petugas lainnya yang dikabarkan sakit. “Yang sakit 98, kita belum up date data lagi,” katanya.

Isu anggota KPPS di Bandung meninggal diracun berawal dari unggahan pemilik akun Facebook bernama Doddy Fajar dan akun twitter PEJUANG PADI @5thsekali. Dalam unggahannya anggota KPPS bernama Sita Fitriati disebut meninggal akibat diracun.

Dalam keterangannya, almarhum merupakan mahasiswi tingkat akhir berusia 21 tahun dan dalam tubuhnya ditemukan zat kimia yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Pihak keluarga menyatakan hal itu hoaks.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya