SOLOPOS.COM - Wahono (kiri), orang tua pelajar SMK Semarang yang terseret ombak Pantai Parangtritis, terlihat sedih sambil menanti kabar keberadaan anaknya di rumahnya, Kampung Bongsari RT 002 RW 001, Semarang Barat, Selasa (16/8/2022). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Peristiwa tragis menimpa seorang pelajar SMK Ibu Kartini, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Catur Prasetya, yang terseret ombak Pantai Parangtritis, Senin (15/8/2022). Berikut pengakuan ayah korban, terkait musibah yang menimpa anaknya.

Raut muka Wahono tampak sedih ketika disambangi Solopos.com di rumahnya, Kampung Bongsari, Semarang Barat, Selasa (16/8/2022). Wahono merupakan orang tua catur, siswa SMK Ibu Kartini Semarang yang dinyatakan hilang setelah terseret ombak Pantai Parangtritis, Yogyakarta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wahono mengaku anaknya pergi ke Yogyakarta untuk mengikuti kegiatan kunjungan industri bersama teman-teman sekolahnya. Ia pun sempat mengantar sang anak ke sekolah di SMK Ibu Kartini, Jalan Imam Bonjol, Kota Semarang.

“Pas Senin [mengantar ke sekolah]. Dia bilang, ‘pak aku ora usah gawa kendaraan [pak saya enggak usah bawa kendaraan]. Kemudian, dia saya antar,” ujar Wahono.

Pria berusia 63 itu mengaku selepas diantar ke sekolah, anaknya tidak menunjukkan perilaku yang aneh. Namun saat sore hari, ia justru mendengar kabar yang mengejutkan terkait musibah yang menimpa anaknya tersebut.

Baca juga: Piknik di Pantai Parangtritis, 2 Pelajar Semarang Terseret Ombak

“Sekitar pukul 15.15 WIB, saya dapat kabar kalau anak saya hilang terbawa ombak [Pantai] Parangtritis. Dia sebenarnya sempat ditolong dua temannya, tapi terlepas. Sampai sekarang belum ada kabar anak saya ditemukan,” ujarnya.

Wahono mengaku Catur, pelajar SMK Ibu Kartini Semarang yang terseret ombak Pantai Parangtritis itu merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Ia merupakan sosok anak yang pendiam, namun patuh kepada orang tua.

“Saya sayang banget sama dia. Dia itu anaknya pendiam. Tapi kalau sama orang tua sangat penurut. Kalau di rumah tidak neko-neko [aneh-aneh]. Sukanya main bola, belajar di rumah tetangga,” ujarnya.

Segera Ketemu

Wahono pun berharap tim SAR gabungan segera menemukan keberadaan anaknya. “Terakhir dia sempat bilang ke mbaknya [kakak perempuan], ‘Aku jam papat ora balik omah [aku jam empat enggak pulang ke rumah]’. Sama temannya juga bilang kayak gitu. Ternyata, kena musibah kayak gini,” ujar Wahono sambil menyeka air mata.

Baca juga: Ombak Besar Terbelah, Fenomena Rip Current di Pantai Selatan Jawa

Diberitakan sebelumnya, Catur merupakan satu dari dua pelajar SMK Ibu Kartini Semarang yang terseret ombak di Pantai Parangtritis, Senin. Meski demikian, satu orang berhasil diselamatkan, sedangkan satu pelajar masih hilang.

Kedua pelajar ini merupakan rombongan pelajar dari SMK Ibu Kartini, Kota Semarang, yang datang ke Pantai Parangtritis dengan menggunakan sembilan bus. Rombongan itu tiba di pantai pukul 14.15 WIB dan kemudian menuju pantai.

Diduga terlalu asyik bermain air dan terlalu ke tengah laut, dua pelajar SMK di Semarang itu pun terseret ombak Parangtritis. Dua pelajar itu bernama Guruh, 17, dan Catur, 17. Satu pelajar bernama Guruh berhasil diselamatkan, sedangka Catur masih dalam proses pencarian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya